Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini turun, menjauh dari level tertinggi, karena dolar Amerika Serikat (AS) semakin mantap di dekat posisi tertinggi dalam satu bulan terakhir.
Tapi, kekhawatiran terhadap kejatuhan ekonomi akibat penyebaran virus corona baru yang mematikan di China menumpulkan sentimen risiko dan menjaga harga emas di atas level US$ 1.550 per ons troi.
Mengacu Bloomberg pukul 19.17 WIB, harga emas di pasar spot turun 0,24% jadi US$ 1.556,99 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi sejak 8 Januari di US$ 1.568,35 pada awal sesi. Harga emas berjangka AS juga turun 0,24% ke posisi US$ 1.556,60.
Baca Juga: Harga emas berbalik melemah pada sore hari ini
"Virus itu seperti pedang bermata dua," kata Analis Quantitative Commodity Research Peter Fertig kepada Reuters.
"Dalam jangka pendek, (virus) itu mengerek harga emas. Tapi dalam jangka panjang, jika virus tersebut membunuh ribuan orang akan berdampak negatif," ujar Fertig yang menambahkan, dolar AS yang lebih kuat membebani harga emas saat ini.
Dolar negeri uak Sam bertahan di dekat level tertinggi dalam hampir sebulan, membuat emas menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga emas masih dalam tren penguatan selepas tengah hari
Wabah virus corona yang dimulai di pusat Kota Wuhan, China mengirim rasa takut ke pasar keuangan, ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan pada Rabu (22/1) untuk mempertimbangkan pernyataan darurat kesehatan internasional.
Emas dianggap sebagai aset yang aman selama masa ketidakpastian keuangan dan geopolitik.
"Liburan Tahun Baru Imlek akan memperburuk situasi karena orang-orang akan melakukan perjalanan di China. Ketakutan akan wabah akan meningkatkan permintaan emas selama beberapa hari ke depan," kata Margaret Yang Yan, Analis Pasar CMC Markets, ke Reuters.
Baca Juga: Harga emas Antam naik, laba cuma 3,5% jika Anda belanja setahun lalu
China akan merayakan Tahun Baru Imlek akhir pekan ini.
"Namun, sulit untuk melihat harga emas naik di atas US$ 1.600 per ons sampai darurat kesehatan di China meningkat tajam dan menjadi masalah regional," sebut Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior OANDA dalam sebuah catatan.
Konsumsi emas batangan China turun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir pada 2019 lalu mengacu angka yang asosiasi emas China rilis pada Selasa (21/1). Penyebabnya, harga yang tinggi dan perlambatan ekonomi memukul pembelian di pasar emas terbesar di dunia itu.
Baca Juga: Harga emas Antam naik menjadi Rp 771.000 per gram pada hari ini
Pasar juga mengawasi perkembangan di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dan menunggu pertemuan kebijakan pertama Bank Sentral Eropa (ECB) tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News