Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Kenaikan ini seiring naiknya beban terkait dengan upaya INDY untuk menjaga kinerja operasional dari dampak pandemi Covid-19, kenaikan dari professional fee terkait pengerjaan consent solicitation, dan bertambahnya jumlah karyawan yang terlibat dalam pengembangan proyek baru di dalam Indika Energy Group.
Beban keuangan juga turut meningkat sebesar 9,2%, dari semula US$ 109,5 juta menjadi US$ 119,5 juta pada tahun 2020.
Kenaikan ini seiring kenaikan pada biaya pendanaan terkait premiun pelunasan dan biaya percepatan terhadap biaya penerbitan emisi, yang merupakan akibat dari pelunasan lebih awal terhadap obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2022 dan 2023, tingkat kupon obligasi baru yang lebih tinggi, serta meningkatnya pinjaman Perseroan.
Sementara itu, realisasi biaya modal atau capital expenditure (capex) pada 2020 adalah sebesar US$ 84,2 juta. Sebanyak US$ 34,8 juta diantaranya digunakan untuk pembangunan konstruksi fasilitas terminal bahan bakar oleh Interport di Kariangau, Kalimantan Timur, dan sebesar US$ 30,0 juta dialokasikan untuk PTRO.
Selanjutnya: Sejumlah emiten ramai-ramai merambah bisnis EBT, begini prospeknya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News