kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,57   4,24   0.47%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyebab harga saham farmasi lesu sejak awal tahun kendati ada sentimen positif


Jumat, 16 Juli 2021 / 21:34 WIB
Penyebab harga saham farmasi lesu sejak awal tahun kendati ada sentimen positif
ILUSTRASI. Suasana saat penundaan pelaksanaan vaksinasi individu di Kimia Farma Senen, Jakarta Pusat, Senin (12/7/2021). Ada sentimen positif, harga saham farmasi masih lesu sejak awal tahun


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

"Hal ini dikarenakan pada tahun lalu saham-saham farmasi ini sempat meningkat cukup signifikan hingga ratusan persen dengan kisaran 50%-400% seperti INAF, KAEF, KLBF dan PEHA," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya wajar apabila pergerakan saham pada periode ini cenderung tertekan. Melihat tren saham  farmasi seperti KLBF dan PEHA, Regina mencermati pergerakannya dalam jangka pendek hingga menengah cenderung sideways.

Sementara dari sisi volume masih relatif sepi. Berdasarkan MA 200 garisnya berada di atas candle. Sehingga, belum ada potensi teknikal rebound secara jangka panjang untuk saham-saham farmasi ini. 

Baca Juga: Permintaan obat dan multivitamin naik, emiten farmasi BUMN jaga pasokan bahan baku

Sementara, emiten farmasi plat merah INAF dan KAEF berpotensi bergerak konsolidasi. INAF bergerak dengan support 3.090 dan resistance 3.380 - 3.450. Adapun KAEF bergerak dengan support 3.265 dan resistance 3.615 - 3.630.

Akan tetapi perlu diperhatikan juga, tren dari KAEF dan INAF berdasarkan indikator RSI cenderung sideways.

"Untuk strateginya, apabila investor ingin membeli saham-saham farmasi saat ini lebih baik untuk trading harian atau jangka pendek terlebih dahulu saja, karena secara tren jangka panjang belum ada tanda-tanda akan kembali meningkat," tutupnya. 

Sekadar informasi, seperti hanya PEHA, INAF, dan PT Kalbe Farma Tbk (KAEF) harga saham KLBF juga melorot sejak awal tahun ini. KLBF tertekan 6,08% menjadi Rp 1.390 per saham. 

Selanjutnya: Permintaan obat dan multivitamin naik, emiten farmasi BUMN jaga pasokan bahan baku

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×