kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   -24.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Penyebab harga saham farmasi lesu sejak awal tahun kendati ada sentimen positif


Jumat, 16 Juli 2021 / 21:34 WIB
Penyebab harga saham farmasi lesu sejak awal tahun kendati ada sentimen positif
ILUSTRASI. Suasana saat penundaan pelaksanaan vaksinasi individu di Kimia Farma Senen, Jakarta Pusat, Senin (12/7/2021). Ada sentimen positif, harga saham farmasi masih lesu sejak awal tahun


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melonjaknya kasus positif Covid-19 di Indonesia memicu peningkatan permintaan yang signifikan terhadap produk-produk yang berkaitan dengan pandemi. Salah satunya, obat-obat pendukung penangan Covid-19.

Sempat beredar kabar, tingginya permintaan itu mengakibatkan kelangkaan obat-obat pendukung penanganan Covid-19.

Walau obat-obatan berkaitan dengan Covid-19 banyak dibutuhkan dan dicari, Analis Erdhika Elit Sekuritas Regina Fawziah mencermati, hal itu tidak akan menjadi sentimen signifikan ke pergerakan harga saham-saham farmasi. 

"Beberapa emiten farmasi tengah berusaha menjaga bahan baku dan kapasitas produksi dapat mencukupi untuk kebutuhan saat ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (16/7).

Baca Juga: BTN bidik penyaluran kredit dan layanan payroll di PT Indofarma Tbk

Di sisi lain, adanya kemungkinan pengaturan distribusi obat-obatan pendukung tersebut dapat menstabilkan kondisi permintaan dan penawaran. Oleh karenanya, harga tidak melambung tinggi di tengah permintaan yang mengalami peningkatan. 

Sepengamatan Regina, sentimen yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham-saham farmasi cenderung sama sejak tahun lalu hingga saat ini, yakni pengadaan dan program vaksinasi Covid-19.

"Bedanya mungkin pada periode kuartal III ini lonjakan kasus kembali terjadi di domestik, sehingga permintaan akan obat-obatan dan pelayanan kesehatan cenderung lebih tinggi," imbuhnya. 

Kendati diwarnai sentimen positif berupa tingginya permintaan masyarakat, investor perlu mewaspadai pergerakan saham-saham farmasi yang terlihat menurun sepanjang tahun 2021 ini. 

Baca Juga: BPOM bantah terbitkan izin penggunaan darurat Ivermectin untuk obat Covid-19

Menurut catatan Kontan.co.id, secara year to date (ytd) mayoritas saham farmasi di bursa bergerak menurun antara 1,22% hingga 29,5%.  Adapun penurunan paling dalam itu dialami oleh PT Phapros Tbk (PEHA) menjadi Rp 1.195 per saham. 

Setelahnya ada PT Indofarma Tbk (INAF) yang tertekan 20,8% ytd menjadi Rp 3.190 per saham dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang menurun hingga 19,76% ytd menjadi Rp 3.410 per saham. 




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×