Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun pada perdagangan Kamis (6/12). IHSG turun 17,63 poin atau 0,29% ke level 6.115,49 hingga penutupan perdagangan sore.
Mino, Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan, koreksi IHSG ini terjadi akibat faktor eksternal, yakni masih belum terangnya kelanjutan perang dagang China dan Amerika Serikat (AS). "Investor bertanya apakah 90 hari itu cukup. Apalagi CFO Huawei ditangkap, sehingga dikhawatirkan perang dagang akan berlanjut," kata Mino, Kamis (6/12).
Mino bilang, IHSG masih dalam tren membentuk pola bullish continuation, artinya minat beli investor masih ada. "Besok diprediksi rebound dan profit taking akan sedikit berkurang karena beberapa hari terakhir profit taking cukup banyak. Rentang support 6.080 dan resistance 6.145," ujarnya.
Rovandi, Analis Trimegah Sekuritas mengatakan, IHSG terkoreksi dan bergerak mendatar di range tipis karena dipengaruhi oleh pelemahan rupiah dan regional market yang anjlok. "Market juga menanti pertemuan OPEC yang akan menentukan suplai minyak dunia sehingga berimbas ke harga minyak dan market secara global," papar Rovandi.
Besok, indeks masih akan dipengaruhi oleh harga komoditi. Rovandi pun memperkirakan rupiah masih akan melemah. Dia memperkirakan, IHSG masih akan melanjutkan pelemahan dengan support dan resistance di 6.080-6.140.
Analis Semesta Indovest Sekuritas, Aditya Perdana Putra mengatakan bahwa pelemahan indeks mengecil. "Lebih ke sentimen eksternal. AS juga ada risiko perlambatan ekonomi, sehingga pelaku pasar lebih memilih menjual dan cenderung wait and see," ungkapnya.
Menurut Aditya, pelemahan IHSG besok juga masih akan berlanjut, karena pelemahan sebelumnya serba tanggung sehingga ada kemungkinan koreksi yang cukup dalam. "Juga besok ada rilis data penting AS dan pidato gubernur The Fed, serta pergerakan rupiah akan membuat market sedikit goyah," kata dia.
Aditya memperkirakan, IHSG akan bergerak dengan rentang 6.060-6.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News