kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Penurunan harga CPO memasuki hari kedua


Rabu, 07 Oktober 2015 / 16:58 WIB
Penurunan harga CPO memasuki hari kedua


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rencana beberapa negara penghasil kedelai untuk menggiatkan pengembangan ladangnya mengancam masa depan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Luruhnya berbagai sentimen positif yang membalut CPO juga menyeret penurunan harga yang terjadi sejak awal pekan lalu.

Mengutip Bloomberg, Rabu (7/10) pukul 15.15 WIB harga CPO kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange merosot 2,27% ke level RM 2.318 per metrik ton atau setara US$ 550,09 per metrik ton. Harga ini sudah terkikis 2,4% sepanjang sepekan terakhir.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures memaparkan memang tersiar kabar bahwa Amerika Serikat dan Brazil berencana untuk mengembangkan produksi minyak kedelainya. Hal itu dilakukan dengan perluasan ladang kedelai di kedua negara penghasil kedelai terbesar itu.

“Rencana itu untuk menyasar pasar biodiesel yang diperkirakan akan membengkak secara global,” kata Deddy. Selain memang juga ditujukan untuk pakan ternak. Melalui rencana tersebut diprediksi banjir pasokan minyak kedelai akan melambung pada tahun 2016 mendatang, tentunya itu akan menekan harga minyak kedelai.

“Apalagi kedelai bisa digunakan sebagai substitusi CPO di segala bidang termasuk biodiesel,” jelas Deddy. Pasalnya, selain memang rencana AS dan Brazil menambah ladang dan produksi, untuk kedelai AS tahun 2015 ini saja sudah diprediksi bengkak menjadi 13.541 miliar bushels. Tidak hanya produksi kedelai AS yang naik, Brazil pun demikian. Menurut Crop Forecaster Celeres, produksi kedelai Brazil akan naik menjadi 97,1 juta metrik ton pada tahun 2015 – 2016 ini.

Tekanan juga datang dari rencana Malaysia untuk mengurangi impor dari Indonesia. Menurut pemaparan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Douglas Uggah Embas, lisensi importir untuk impor CPO akan dikurangi dan ditahan ini untuk menahan stok di kisaran level 2 juta ton. Sedangkan trader dengan kontrak impor jangka panjang boleh melanjutkan kontraknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×