kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan Sukuk Pemerintah Capai Target


Kamis, 21 Agustus 2008 / 20:49 WIB


Reporter: Diade Riva Nugrahani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Masa Penawaran Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk negara sudah mencapai tahap akhir. Hari ini (21/8),  pemerintah sudah menutup masa penawaran sukuk dan mulai menghitung hasilnya. Nah mulai besok, sukuk akan masuk masa penjatahan.

Sejumlah manajer investasi, bank-bank syariah dan institusi besar mengaku turut berpartisipasi membeli sukuk. "Semua manajer investasi pasti berminat membeli sukuk ini," kata Priyo Santoso, Direktur Manager Investasi Danareksa Investment Management. Dengan kisaran yield sebesar 12%, semua MI yang memiliki produk berbasis syariah pasti berminat. Sayang Priyo tak bersedia memberikan kisaran yang diambilnya. "Yang jelas, kami ikut," kata Priyo.

Sementara itu, Head of Asset Management Manager Investasi PT Megacapital Indonesia Sugeng Sugiharto bilang, Mega Capital ambil bagian dengan membeli Rp 10 miliar sukuk. "Kami ikut membeli, tapi memang tidak banyak," katanya. Jumlah itu, disesuaikan dengan fund atau produk syariah yang dimiliki Mega Capital. Sugeng mengatakan, ia minta yield 11,75% dan memilih yang jangka waktunya 7 tahun. "Tujuannya agar tidak terlalu volatile dan lebih likuid," terang Sugeng.

Hal yang sama disampaikan Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Eddy Praptono. "Dapen Telkom ikut ambil bagian meski tidak besar," katanya. Dia menjelaskan, Dapen Telkom mengambil sukuk yang memiliki waktu jatuh tempo lebih panjang yaitu 10 tahun. Sementara yield yang diminta 12%. "Dapen yang lain juga ikut membeli," katanya. Sayang, Eddy enggan mengungkapkan jumlahnya.

Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi Abiprayadi Riyanto lebih memilih sukuk dengan jangka pendek. "Selain karena likuiditas, kami juga sesuaikan dengan portofolio durasi produk kami," kata Abiprayadi. Ia juga menjelaskan,  Mandiri turut membeli sukuk ini dalam jumlah yang cukup besar. Tapi, "Saya tidak bisa bilang berapa, yang jelas yield yang kami minta 12%," paparnya.

Penjualan melampaui target

Sejumlah institusi perbankan Syariah juga membeli sukuk ini. "Kami sudah memasukan pemesanan ke agen penjual. Tinggal tunggu penjatahan," kata Direktur Bisnis Bank Muamalat, Saefudin Noer. Ia berharap, nisbah bagi hasil atau return yang diberikan cukup kompetitif, sehingga Bank Muamalat bisa memperjualbelikan sukuk tersebut sebelum jatuh tempo."Itu penting untuk penyesuaian kebutuhan investasi dan manajemen likuiditas bank bank syariah," kata Saefudin.

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Yuslam Fauzi juga antusias."Ya kami pasti beli lah, cuma kami ga bisa sebut jumlahnya" katanya. Yang jelas, dengan sistem yang ditetapkan pemerintah yaitu bid di beberapa harga dan yield, maka BSM memasukan tingkat yield yang beragam. "Jangka waktunya kami sesuaikan dengan kebutuhan portofolio kebutuhan," kata Yuslam.

Co Head Debt Capital Markets Danareksa Edwin Syahruzad, sebagai salah satu agen penjual sukuk, mengatakan hasil penjualan sukuk sudah melampaui target pemerintah. "Hasilnya jauh lebih besar dan minat investor sangat tinggi," kata Edwin. Apalagi, lanjut Edwin, tadi malam, pemerintah sudah menetapkan kupon yang menurut pemerintah paling optimal. "Besok kami akan rekonfirmasi lagi ke investor apakah mereka masih mau berinvestasi di sukuk dengan yield yang telah ditetapkan pemerintah dan berada di bawah permintaan yield yang mereka minta sebelumnya atau tidak,” papar Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×