Reporter: Diade Riva Nugrahani,Dyah Megasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara atau lebih dikenal dengan istilah sukuk pada bulan ini, tampaknya bakal berjalan mulus. Itu terlihat dari persiapan yang dilakukan pemerintah. Setelah SPV penerbitan sukuk dan melakukan promosi di sejumlah media masa, kini pemerintah sudah menetapkan indikasi tahap awal jumlah nominal sukuk yang akan diterbitkan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, ada dua jenis sukuk yang akan diterbitkan pemerintah. Jenis pertama, sukuk dengan tenor tujuh tahun. Sedangkan jenis yang ke dua ialah sukuk dengan tenor sepuluh tahun. Nilai dari kedua sukuk bertenor menengah itu adalah Rp 7 triliun. " Namun itu masih merupakan indikasi awal, jadi masih bisa berubah," ujar Rachmat.
Menurut Bhimantara Widyajala, Direktur Surat Berharga Negara (SBN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, pemerintah sebenarnya lebih menghendaki tenor sukuk ini dalam jangka panjang. "Dengan mempertimbangkan risiko pembiayaan kembali dan profil jatuh tempo portofolio utang itu sendiri, kami sebenarnya lebih memilih sukuk jangka panjang," kata Bhima.
Namun mengingat permintaan investor terutama bank bank syariah yang lebih menyukai jangka waktu pendek terkait dengan waktu kewajiban mereka, maka pemerintah kemudian memutuskan untuk memilih jangka waktu menengah. "Itu merupakan tenor yang dapat dipertimbangkan," lanjut Bhima lagi.
Sementara itu, analis Mandiri Sekuritas Handi Yunianto menilai, dengan ekspektasi inflasi yang lebih rendah ke depannya, maka tenor obligasi jangka panjang atau menengah akan lebih diminati. "Bargain pemerintah ke depannya juga relatif lebih tinggi," ujar Handi.
Menanggapi rencana penerbitan sukuk oleh pemerintah, para Manajemen Investasi (MI) sudah menyiapkan kuda-kuda. Beberapa MI bahkan mengaku akan mengkaji penawaran pemerintah. Misalnya saja kepastian tentang berapa jumlah sukuk yang akan diterbitkan nantinya. Melihat pertumbuhan industri keuangan dalam negeri yang cukup pesat, maka potensi investor untuk sukuk ini sangat bagus.
Pihak MI memang melihat potensi yang sangat bagus untuk sukuk ini. Tak heran, beberapa MI pun memutuskan untuk membeli sukuk pemerintah. Abiprayadi Riyanto, Direktur Mandiri Investment Manajemen mengatakan bahwa pihaknya siap membeli sukuk yang diterbitkan. "Kami pasti akan beli," kata Abi ketika dihubungi KONTAN hari ini.
Namun, Abi belum bisa memastikan berapa besar sukuk yang akan dibeli. Pasalnya, Mandiri Aset manajemen sendiri masih menghitung berapa jumlah sukuk yang akan dikeluarkan pemerintah pada awal penawaran. "Kita lihat saja awal penawarannya berapa, siapa tahu ada secondary offering juga," kata Abi. Untuk menampung sukuk ini, rencananya, Mandiri akan membuat produk khusus untuk sukuk ini. "Saat ini kami tengah menggodok produk tersebut. Tunggu saja," imbuh Abi.
MI lain yang yakin juga berminat untuk membeli sukuk pemerintah adalah PNM Investment Management. "Kami mungkin akan membeli sekitar Rp 50 miliar," kata Wawan Dewanto, Direktur PNM Investment Management. Namun PNM tidak akan membuat produk khusus untuk menampung sukuk pemerintah. "Sudah ada produk PNM Amanah Syariah. Kami akan mengoptimalkan produk yang sudah ada dulu,” ujar Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News