kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Penjualan SR012 masih jauh dari target, waktunya untuk membeli


Kamis, 05 Maret 2020 / 21:53 WIB
Penjualan SR012 masih jauh dari target, waktunya untuk membeli
ILUSTRASI. Warga mencoba mencari informasi penjualan sukuk ritel seri SR-012 di salah satu kantor sekuritas di Jakarta, Kamis (27/2). Pemerintah telah membuka penjualan sukuk ritel seri SR-012. Pemerintah menetapkan kupon sukuk ritel seri SR-012 sebesar 6,3%. Sukuk


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi penjualan Sukuk Negara Ritel seri SR012 masih jauh dari target pemerintah yang sebesar Rp 8 triliun.  Berdasarkan data Kementerian Keuangan yang dikutip laman Invetree, Kamis (5/3), realisasi penjualan SR012 baru mencapai Rp 2,6 triliun sejak diluncurkan 24 Februari. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto, mengatakan, permintaan SR012 masih jauh dari target karena sempat tertekan volatilitas pasar obligasi.

Baca Juga: Tanamduit siap pasarkan Sukuk Negara Ritel seri SR012

Saat SR012 pertama kali ditawarkan posisi yield Surat Utang Negara (SUN) tenor acuan 10 tahun berada di 6,6%. Namun, setelahnya pergerakan yield cenderung naik hingga sempat menyentuh 7% pada Senin (2/3).  

Ramdhan menilai volatilitas dan gejolak yang sempat terjadi di pasar obligasi mempengaruhi minat investor pada SR012.  "Kupon SR012 6,3% sementara yield di pasar sempat jauh bergejolak dan berada di atas kupon SR012, artinya tawaran SR012 sempat tidak menarik," kata Ramdhan, Kamis (5/3). 

Namun, Kamis (5/3), kondisi pasar obligasi kembali membaik yang ditandai dengan turunnya yield ke 6,6%. Ramdhan mengatakan kini tawaran kupon SR012 kembali menarik. Apalagi di tengah tren penurunan suku bunga.  

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Paling Menarik, Anda Tidak Tertarik?

'Ramdham memproyeksikan langkah penurunan suku bunga The Fed akan diikuti oleh Bank Indonesia lakukan. Sinyal suku bunga dalam negeri akan turun ditunjukkan dari rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing dan rupiah yang turun 50 basis poin. 

"Di tengah tren penurunan suku bunga, harusnya SR013 yang menawarkan kupon tetap 6,3% jadi pilihan investasi yang menarik," kata Ramdhan. 

Agar target pemerintah tercapai, Ramdhan menyarankan pemerintah untuk tidak hanya fokus pada antisipasi ekonomi dalam menghadapi tekanan virus corona. Baiknya, sosialisasi dan edukasi mengenai SR012 kepada investor ritel juga lebih digencarkan.  

Irwan Gurning Pemimpin Divisi Wealth Management BNI mengatakan, meski jumlah realisasi penjualan SR012 masih jauh dari target pemerintah, ia optimistis target indikasi pemerintah akan tercapai. Mengingat, masih ada potensi likuiditas karena SR009 akan jatuh tempo.

Baca Juga: Penurunan bunga berefek positif ke reksadana pendapatan tetap & pasar uang syariah

"Harapannya dan jatuh tempo tersebut bisa investor ritel pergunakan kembali untuk membeli SR012," kata Irwan. 

Irwan juga setuju tren penurunan suku bunga akan membawa dampak positif bagi penjualan SR012 di sisa 12 hari penawaran ke depan. "Penurunan suku bunga acuan berpotensi untuk meningkatkan harga surat utang," kata Irwan.

Sekedar informasi SR012 merupakan surat utang yang bisa diperjualbelikan kembali di pasar sekunder. Alhasil, investor berpotensi tidak hanya mendapat kupon melainkan capital gain. 

Baca Juga: Bidik Dana Rp 8 Triliun, Sukuk Ritel SR012 Masih Menjanjikan

Hingga, Kamis (5/3), Irwan mengatakan penjualan SR012 di BNI mencapai 25% dari target indikasi mereka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×