kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan bunga berefek positif ke reksadana pendapatan tetap & pasar uang syariah


Rabu, 26 Februari 2020 / 07:10 WIB
Penurunan bunga berefek positif ke reksadana pendapatan tetap & pasar uang syariah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana syariah berjenis pendapatan tetap dan pasar uang merespons lebih baik penurunan suku bunga. Alhasil, kinerja kedua reksadana syariah tersebut unggul dibandingkan dengan reksadana sejenis yang konvensional.

Berdasarkan data Infovesta Utama per 21 Februari 2020, sejak awal tahun, reksadana pendapatan tetap syariah yang tercermin dalam Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index mencatatkan imbal hasil positif tertinggi diantara jenis reksadana lainnya baik konvensional dan syariah. Pertumbuhan yang unggul tersebut mencapai 3,20%.

Selanjutnya selama satu tahun terakhir, reksadana pendapatan tetap syariah juga mencatatkan return sebesar 12,53%. Kinerja tersebut jadi yang paling tinggi melebihi kinerja reksadana pendapatan tetap konvensional yang hanya mencatatkan return 10,52% di periode yang sama.

Baca Juga: Bidik Dana Rp 8 Triliun, Sukuk Ritel SR012 Masih Menjanjikan

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksadana pendapatan tetap syariah bisa lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap konvensional karena aset dasar sukuk secara umum memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari surat utang konvensional. "Peminat sukuk itu terbatas, agar menarik biasanya imbal hasil sukuk akan lebih tinggi dari surat utang konvensional," kata Wawan, Selasa (25/2).

Selain dari tingkat kupon atau imbal hasil yang sudah lebih premium, penurunan suku bunga juga diproyeksikan akan lebih baik direspon oleh sukuk dari pada surat utang konvensional seperti surat utang negara (SUN). Wawan mengatakan kenaikan harga sukuk dalam merespons penurunan suku bunga bisa lebih tinggi karena kembali lagi peminat sukuk terbatas. Apalagi yang menerbitkan sukuk juga jauh lebih sedikit dari SUN, sehingga ketika suku bunga turun, harga sukuk naiknya lebih tinggi.

Baca Juga: Enggak mau dapat julukan si boros, ini cara jitu menabung buat milenial




TERBARU

[X]
×