Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Selama Januari 2015, penjualan semen domestik tumbuh tipis 0,7% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sejumlah emiten semen berhasil mencatat pertumbuhan penjualan, tapi ada pula yang penjualannya menyusut.
PT Semen Indonesia, Tbk (SMGR) menjual 2,11 juta ton semen, tumbuh 3,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 2,049 juta ton.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR, menilai, permintaan semen di Januari selalu rendah. "Masih terpengaruh liburan tahun baru dan musim hujan. Biasanya proyek pada Desember-Februari slowing down," kata dia kepada KONTAN, Senin (16/2).
SMGR meraih pertumbuhan penjualan tertinggi di Kalimantan. Tapi permintaan di pulau itu terbilang rendah. Saat ini, permintaan terbesar dari Jawa, yakni 55% total permintaan SMGR. Kemudian Sumatera 23%-25%, menyusul Kalimantan dan Sulawesi, masing-masing 7%.
Adapun PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) meraih penjualan semen 1,4 juta ton di Januari 2015. Angka itu naik 1,45% daripada periode sama tahun lalu.
Marwan Halim, analis UOB Kay Hian dalam riset pada 16 Februari 2015 menulis, hanya SMGR dan INTP yang menunjukkan pertumbuhan positif. Sebaliknya, penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) menurun 1,9% menjadi 652.779 ton pada Januari tahun ini.
Menurut Marwan, pertumbuhan semen SMGR dan INTP didukung kuatnya permintaan di Jakarta, Banten dan Indonesia Timur. Di sisi lain, penjualan SMCB turun lantaran penurunan permintaan di Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa timur. Daerah itu merupakan pasar terkuat SMCB.
Marwan melihat, industri semen domestik mendapat pesaing dari semen impor dan pemain baru. Mulai 2015, Asosiasi Semen Indonesia memasukkan data impor dan menambah pemain baru, PT Cemindo Gemilang (PTCG). Perusahaan ini memasarkan Semen Merah Putih.
Indonesia mengimpor 151.155 ton semen dan 36.800 klinker pada Januari tahun ini. Sekitar 71% impor semen berasal dari PTCG, diikuti Semen Padang 16% dan Semen Andalas 13%.
Di Januari 2015, SMGR masih mempertahankan pangsa pasar 44%, adapun INTP dan SMCB turun menjadi 29,5% dan 13,6%. Di Januari 2014, pangsa INTP 29,9% danĀ SMCB 14,3%. Marwan merekomendasikan buy SMGR, INTP dan SMCB, dengan target masing-masing Rp 17.800, Rp 26.900 dan Rp 2.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News