Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Industri semen terbilang tak bertumbuh lancar hingga Agustus lalu. Namun, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yakin volume penjualan semen dapat mencapai 321.235 ton di akhir kuartal ketiga yang tinggal sepekan ini. Angka ini naik sekitar 7% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Produksi semen SMBR pada kuartal ketiga ini diperkirakan mencapai 337.420 ton, naik 13,6% dari kuartal ketiga tahun lalu. "Kami prediksi, pendapatan bisa mencapai Rp 269,04 miliar," kata Sekertaris Korporasi SMBR, Zulfikri Subli, kepada KONTAN.
Padahal hingga Agustus, penjualan semen SMBR terlihat menurun. Zulfikri beralasan, kondisi pasar sedang tak terlalu bagus. Terlebih, ada masa puasa dan Idul Fitri pada bulan Juli sampai Agustus. Alhasil, masyarakat tak banyak yang melakukan proses pembangunan.
Dalam delapan bulan pertama tahun ini, penjualan semen SMBR anjlok 10,8% menjadi 741.503 ton ketimbang periode yang sama tahun lalu. Produksi semen perusahaan pelat merah ini pun turun menjadi 755.768 ton.
Penurunan ini membuat SMBR mengoreksi target produksi tahun ini dari sekitar 1,5 juta ton, menjadi 1,37 juta ton. Meski target turun, jumlah ini masih naik 11% dibanding tahun sebelumnya. Dengan kenaikan itu, SMBR pun optimis dapat menjual hingga 1,36 juta ton sepanjang 2013.
Penjualan semen SMBR masih tersebar pada empat kota di Pulau Sumatra, yakni Palembang, Lampung, Bengkulu, dan Jambi. Kontribusi terbesar sekitar 40% berasal dari Palembang.
Pada posisi Agustus, pendapatan SMBR turun 6,9% dari Rp 733,39 miliar menjadi Rp 682,13 miliar. Laba bersihnya pun tergerus 13,9% menjadi Rp 172,4 miliar. Angka ini masih mencapai masing-masing 54,1% dan 51,4% dari target. Hingga akhir tahun, SMBR optimis dapat memperoleh pendapatan Rp 1,26 triliun dan laba Rp 335 miliar.
Caranya, SMBR menaikkan harga semen. Zulfikri bilang, pihaknya telah menaikkan harga rata-rata penjualan semen sekitar 4%, secara bertahap dari Rp 892.814 per ton menjadi Rp 930.914 per ton. Harga tersebut bisa naik lagi bila permintaan semen meningkat di kuartal keempat.
Analis MNC Securities Reza Nugraha beranggapan, target pertumbuhan SMBR ini akan sulit tercapai. Pasalnya, suku bunga sudah naik di semester kedua. Hal ini akan membuat pembangunan infrastruktur di semester kedua berjalan lebih lambat dibanding semester pertama. Ia memprediksi, penjualan dan pendapatan SMBR hanya akan tumbuh 2% hingga akhir tahun.
Harga saham SMBR ditutup melemah 1,25% menjadi Rp 395 per saham akhir pekan lalu. Reza menyarankan investor untuk hold saham SMBR dengan target Rp 430.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News