kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Semen Naik pada Awal Tahun, Begini Rekomendasi Saham INTP


Senin, 26 Februari 2024 / 06:20 WIB
Penjualan Semen Naik pada Awal Tahun, Begini Rekomendasi Saham INTP
ILUSTRASI. Buruh angkut memindahkan semen yang siap dikirimkan ke beberapa wilayah di Indonesia melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu (04/09). KONTAN/Fransiskus SImbolon/04/09/2016


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tumbuh moncer sepanjang Januari 2024.  INTP menjual sekitar 1,5 juta ton semen sepanjang bulan pertama 2024.

Realisasi ini naik 7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut sudah termasuk dengan angka penjualan dari PT Semen Grobogan. 

“Secara total pangsa pasar kami pada bulan Januari 2024 mencapai 30%,” terang Corporate Secretary Indocement Dani Handajani kepada Kontan.co.id, Minggu (25/2).

Dani mengatakan, pencapaian pangsa pasar ini disumbang oleh kenaikan penjualan semen di Pulau Jawa sebesar 11%, dan kenaikan penjualan di luar pulau Jawa sebesar 1%.

Baca Juga: Kinerja Astra Otoparts (AUTO) Tumbuh Tipis Tahun Lalu, Begini Rekomendasi Sahamnya

Produsen semen merek Tiga Roda ini memprediksi pertumbuhan konsumsi semen nasional tahun 2024 tumbuh 2% sampai 3%. Menurut Dani, penjualan semen tahun ini akan didorong oleh proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara dan fasilitas pendukungnya.

Penjualan semen juga ditopang naiknya anggaran infrastruktur pemerintah pada 2024, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, serta angka inflasi yang terkontrol sehingga diharapkan akan menurunkan tingkat suku bunga.

Rampungnya proses akuisisi Semen Grobogan oleh Indocement juga akan berdampak positif pada total volume penjualan Indocement. Sebab, INTP mendapatkan tambahan volume penjualan semen sebesar 1,5 juta ton yang selama ini telah dijual oleh Semen Grobogan

“Kami akan terus mengoptimalkan dan mensinergikan jaringan pemasaran di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk menyuplai pasar semen di provinsi tersebut,” pungkas dia.

Meski demikian, Dani menilai ada sejumlah faktor yang diwaspadai INTP pada tahun ini. Dari eksternal meningkatnya skala konflik antara Israel dan Palestina serta konflik Rusia dan Ukraina menjadi salah satunya. 

Jika perang besar terjadi, akan berdampak kenaikan beragam harga energi dan komoditas, yang tentunya akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia. Faktor lain yang harus diwaspadai adalah potensi gejolak politik pada suksesi kepemimpinan nasional

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih mempertahankan rating Overweight untuk sektor Semen. Pilihan utama alias top pick di sektor semen adalah saham INTP, diikuti oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Pilihan Usai Insentif Mobil Listrik Kembali Meluncur

INTP  dinilai akan mengalami pertumbuhan kinerja yang lebih besar dibanding SMGR, didukung oleh produksi dari aset yang baru diakuisisi dan melemahnya harga komoditas energi.

Andreas mencatat, konsumsi semen nasional mencapai 5,06 juta ton sepanjang Januari 2024, naik 3,1% secara year-on-year (YoY). Andreas memperkirakan volume penjualan semen nasional pada Februari 2024 akan mencapai sekitar 4,6 juta ton atau naik 2,6% secara YoY , namun akan terkoreksi 9% secara bulanan alias month-on-month (MoM)

Pertumbuhan volume penjualan secara tahunan akan didorong oleh masuknya perhitungan volume penjualan Semen Grobogan. Namun, kontraksi penjualan secara bulanan disebabkan oleh berkurangnya hari kerja bulan ini, tingginya curah hujan dan banjir di beberapa daerah, serta realisasi anggaran infrastruktur masih lesu.

Dia menyematkan rekomendasi buy saham INTP dengan target harga Rp 12.825 per saham. Namun, risiko dari rekomendasi di sektor semen mencakup kemungkinan penurunan permintaan, strategi penetapan harga yang tidak menguntungkan, dan naiknya harga komoditas energi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×