Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten semen memasang mode optimistis tahun ini. Sejumlah katalis diyakini bakal mendorong penjualan semen di tahun ini.
Vice President Corporate Secretary PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) Doddy Irawan mengatakan, SMBR menargetkan penjualan bisa bertumbuh seiring dengan pertumbuhan permintaan. Salah satu penopang penjualan semen adalah pemulihan di sektor retail, perumahan (residensial), dan proyek-proyek infrastruktur di wilayah Sumatra bagian selatan.
Dengan tidak adanya pembatasan kegiatan masyarakat yang lebih ketat ke depan, SMBR meyakini pemulihan permintaan semen akan berlanjut pada tahun 2022,” terang Doddy kepada Kontan.co.id, Sabtu (1/1).
Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini (4/1): Sembilan Saham Pilihan Dari Berbagai Sektor
PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) juga optimistis permintaan semen akan tumbuh tahun ini. Junarto Agung, Head of Investor Relations Cemindo Gemilang mengatakan faktor pendukung utama industri semen masih berasal dari sektor konstruksi dan infrastruktur yang masih menjadi fokus pemerintah. Katalis positif juga datang dari pertumbuhan sektor perumahan yang didukung oleh pemulihan ekonomi nasional yang berjalan baik setelah sebelumnya terdampak pandemi Covid-19.
“Target kami untuk terus tumbuh secara berkelanjutan, fokus pada efisiensi proses bisnis, sehingga Cemindo dapat menjadi makin kompetitif dengan mempertahankan standar mutu yang tinggi bagi konsumen,” terang Agung kepada Kontan.co.id, Sabtu (1/1).
Sementara itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memproyeksi permintaan semen akan tumbuh 4%-5%. Hal ini seiring dengan masih bergulirnya anggaran infrastruktur dan tumbuhnya perekonomian.
Volume penjualan INTP juga masih tumbuh positif per akhir November 2021. Jika diakumulasikan, pencapaian penjualan semen selama 11 bulan pertama 2021 mencapai lebih dari 15 juta ton. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos menyebut, realisasi ini lebih tinggi hampir 3% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Banyak Saham BUMN Keok di 2021, Kini Valuasi Harga Saham Beberapa Emiten Sudah Murah
Analis Henan Putihrai Sekuritas Andreas Yordan Tarigan melihat, prospek emiten semen tahun ini cukup kokoh. Emiten semen memiliki potensi untuk mencetak pertumbuhan pendapatan yang cukup baik dengan didukung dari dua faktor.
Pertama datang dari volume penjualan yang didukung oleh pembangunan properti. Andreas melihat angka pendapatan prapenjualan (marketing sales) sejumlah emiten properti cukup baik. Pada Sembilan bulan pertama 2021 misalnya, emiten properti besar seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatatkan pertumbuhan marketing sales masing-masing sebesar 71%, 33% dan 39%.
Lebih lanjut, Bank Indonesia (BI) juga kembali menetapkan pelonggaran loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) paling tinggi 100% untuk semua jenis properti. Andreas meyakini, hal tersebut akan mendorong pembangunan properti di tahun 2022.
Kedua, sebagian perusahaan semen besar juga telah menaikkan harga jual semen di bulan Oktober. Andreas memperkirakan, dua emiten besar yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan INTP mampu membukukan pertumbuhan penjualan hingga 5% tahun ini.
Baca Juga: Berikut Saham LQ45 yang Bisa Dicermati pada Tahun 2022
Namun, prospek emiten semen diadang oleh risiko penyebaran Covid-19 varian Omicron, meskipun varian ini memiliki gejala yang tidak separah varian Delta. Namun berkaca dari yang terjadi di luar negeri, Amerika Serikat (AS) sempat menutup beberapa daerah pertokoan meskipun tidak sampai terjadi penguncian wilayah (lockdown).
Di sisi lain, kemungkinan besar biaya energi perusahaan semen akan menurun tahun ini, seiring dengan harga batubara yang sudah melandai dan ditetapkannya domestic market obligation (DMO) batubara untuk perusahaan semen. Meski demikian, terdapat risiko kenaikan harga batubara yang datang dari pasar domestik, dimana pemerintah melarang ekspor batubara di bulan Januari karena kelangkaan pasokan.
“Meski demikian, kami melihat bahwa ini tidak akan terlalu berpengaruh bagi pasar global, karena China juga telah mempersiapkan pasokan sejak dari November,” pungkas dia.
Baca Juga: Cemindo Gemilang (CMNT) Optimistis Permintaan Semen Akan Tumbuh Tahun Ini
Dalam risetnya tertanggal 15 Desember 2021, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin menilai tahun 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi industri semen. Proyeksi ini didukung oleh pembukaan kembali ekonomi secara bertahap, yang berpotensi menghasilkan proyek properti dan infrastruktur yang lebih baik.
Mimi mempertahankan rekomendasi trading buy saham INTP dengan target harga Rp 14.100. Risiko rekomendasi ini diantaranya pertumbuhan permintaan lebih lambat dari perkiraan, kenaikan biaya yang lebih tinggi dari perkiraan, dan/atau kelebihan pasokan/persaingan yang lebih buruk dari yang diperkirakan.
Sementara Andreas memberikan rekomendasi beli saham INTP pada target harga Rp 15.000 dan rekomendasi beli pada saham SMGR dengan target harga Rp 10.800.
Baca Juga: Permintaan Semen di Sumbagsel Menggeliat, Semen Baturaja (SMBR) Siap Ambil Peluang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News