Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Walau penjualan kanal tradisional meningkat, kontribusinya jauh lebih mini dibanding penjualan kanal modern atau modern trade. Selama Januari hingga September 2020, kanal ini masih menjadi kontributor utama dengan penjualannya hingga Rp 1,67 triliun. Di periode Juli hingga September 2020 saja penjualan kanal modern mencapai Rp 505 miliar. Penjualan di kuartal III memang relatif lebih stabil dibanding periode April hingga Juni 2020
" Didukung inisiatif promo dan marketing yang efektif,” imbuh Arlina.
Walaupun penjualan ROTI menunjukkan tanda-tanda pemulihan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk masih tertekan sepanjang kuartal III. Bahkan, pelemahannya mencapai dua digit atau turun 39,82% YoY menjadi Rp 127,19 miliar dari sebelumnya Rp 211,71 miliar.
Sekadar informasi, hingga kuartal III ROTI telah menyerap 90,4% dari total capital expenditure (capex) atau sekitar Rp 361,6 miliar. Adapun capex ROTI tahun ini dianggarkan untuk pengembangan usaha, termasuk peningkatan kapasitas, penguatan jaringan distribusi, serta pembangunan pabrik baru di Banjarmasin dan Pekanbaru. Kedua pabrik itu ditargetkan akan beroperasi komersial pada kuartal I tahun 2021.
Selanjutnya: Nippon Indosari (ROTI) segera meraup dana dari penjualan saham tresuri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News