kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan logam industri menyokong Aneka Tambang, simak rekomendasi saham ANTM


Rabu, 25 November 2020 / 07:20 WIB
Penjualan logam industri menyokong Aneka Tambang, simak rekomendasi saham ANTM


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perburuan aset safe haven seperti emas meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi. Harga emas jadi melambung tinggi dan menguntungkan kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). 

Hingga kurtal ketiga 2020, ANTM membukukan laba bersih senilai Rp 835,78 miliar, naik 30,28% secara tahunan. Sementara, penjualan ANTM di periode yang sama menurun 26% secara tahunan menjadi Rp 18,03 triliun. Namun, secara kuartalan penjualan Aneka Tambang melesat 119% dari 4,02 triliun di kuartal kedua 2020 menjadi Rp 8,81 triliun di kuartal ketiga 2020. 

Hasan, Analis Sucor Sekuritas mengungkapkan bahwa laba bersih Antam yang tumbuh cukup tinggi didukung oleh average selling price (ASP) alias harga jual rata-rata emas yang naik 7,8% secara kuartalan menjadi US$ 1.872 per ons troi. Lihat saja, di awal tahun harga emas ANTM bertengger di Rp 771.000 per gram. Sementara, di akhir September harga emas Antam melambung ke Rp 1.016.000 per gram. 

Selain karena harga jual emas yang meningkat, ANTM membukukan keuntungan juga karena didukung oleh volume penjualan emas yang juga melonjak hingga 147,2% secara kuartalan menjadi 223.994 ons. 

Baca Juga: Harga emas Antam anjlok Rp 16.000 jadi Rp 961.000 per gram pada hari ini (24/11)

Namun, Juan Oktavianus Analis Panin Sekuritas memproyeksikan ke depan ANTM akan menjumpai tantangan berupa potensi penurunan harga emas. Juan mengamati belakangan harga emas mulai melandai seiring kabar baik penemuan vaksin dan pertumbuhan ekonomi yang mulai terjadi. "Ke depan pelaku pasar akan mulai shifting dari mengoleksi safe haven ke aset yang lebih berisiko sehingga harga emas berpotensi menurun," kata Juan. 

Selain itu, ANTM juga dihadapkan pada tantangan untuk menjaga cadangan dan sumber daya mineral dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung yang diperkirakan tersisa 3,5 tahun lagi untuk operasional. "Persediaan emas ANTM yang diproduksi sendiri tinggal sedikit membuat ANTM jadi mengandalkan third party yang membuat margin penjualan tidak lagi tebal," kata Juan. 

Meski begitu, Juan tetap optimistis kinerja ANTM akan tetap solid karena tersokong oleh segmen industri logam yang lain. Salah satunya seperti nikel. Meski kontribusi penjualan nikel ke pendapatan masih lebih kecil daripada penjualan emas, tetapi nikel memiliki margin yang lebih tebal. 

Baca Juga: Saham BUMN kompak menguat, kenapa?




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×