kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Penjualan lahan Bekasi Fajar masih mini


Selasa, 24 Juli 2018 / 10:53 WIB
Penjualan lahan Bekasi Fajar masih mini
ILUSTRASI. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja penjualan lahan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) di sepanjang semester I 2018 belum menggembirakan. Perusahaan tersebut mencatatkan penjualan lahan industri seluas 6,1 hektare (ha) dengan nilai Rp 180 miliar.

Padahal sepanjang tahun ini, Bekasi Fajar sudah mencanangkan target penjualan lahan di Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat seluas 45 ha-50 ha. Kalau dibandingkan dengan target minimal saja, capaian penjualan lahan mereka baru setara dengan 13,55%.

Performa Bekasi Fajar tak cuma ketinggalan jauh ketimbang target sepanjang tahun 2018 ini. Sepanjang semester I tahun lalu, perusahaan yang tercatat dengan kode saham BEST di Bursa Efek Indonesia tersebut masih mampu melego lahan industri seluas 22 ha, atau hampir empat kali dibandingkan dengan realisasi semester I 2018.

Biarpun masih jauh panggang dari api, manajemen Bekasi Fajar tidak ciut hati. Mereka masih yakin mampu menggenapi seluruh target penjualan yang sudah ditetapkan pada tahun ini.

Pegangan Bekasi Fajar adalah inquiries atau permintaan minat pembelian lahan. Menurut catatan internal mereka, total inquiries yang masuk ke bagian pemasaran mencapai 85 ha lahan. "Masih cukup kuat sehingga kami masih optimistis target penjualan lahan tahun ini akan tercapai," kata Seri, Investor Relations PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/7).

Mayoritas permintaan minat pembelian lahan datang dari perusahaan yang bergerak dalam sektor logistik dan barang konsumsi. Lalu, sebagian kecil dari perusahaan yang menjalankan bisnis seputar otomotif dan sektor lain.

Sementara calon pembeli lahan tak cuma datang dari dalam negeri. Bekasi Fajar juga menerima permintaan beli lahan industri dari perusahaan asal Eropa dan Asia. Perusahaan asal Jepang dan perusahaan lokal menjadi calon pembeli terbesar.

Kawasan industri baru

Catatan calon pembeli lahan Bekasi Fajar menurut inquiries tadi, tak berbeda jauh dengan realisasu penjualan semester I 2018. Sepanjang paruh pertama tahun ini, mereka juga banyak menjual lahan industri kepada  perusahaan yang bergerak dalam otomotif dan barang konsumsi. Ada pula perusahaan manufaktur logam.

Adapun banderol harga jual lahan di Kawasan industri MM2100 beragam. Rentang harga jualnya saat ini sekitar Rp 3 juta -Rp 3,2 juta per meter persegi (m²).

Hingga kini, Bekasi Fajar memang masih fokus mengembangkan dan memasarkan lahan di Kawasan industri MM2100. Maklum, tabungan lahan atawa landbank bersih mereka  di sana juga masih luas, yakni 720 ha. Namun sambil jalan, Bekasi Fajar memikirkan rencana untuk mengembangkan kawasan industri baru lokasi yang lain. Pilihan utama mereka masih di Jawa.

Bekasi Fajar belum bisa berbagi banyak informasi mengenai rencana ekspansi kawasan industri baru. Alasannya, mereka masih berhati-hati untuk merealisasikan rencana itu.

Yang terang, sejauh ini belum ada pembelian lahan.  "Kami masih berhati-hati karena masih banyak yang harus dilakukan baik seperti due diligen, feasibility study, jadi tempat belum bisa disclose," tutur Seri.

Sepanjang tahun ini, Bekasi Fajar mengganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 600 miliar. Sesuai dengan rencana awal, perusahaan tersebut akan menggunakan capex untuk mengakuisisi lahan di Bekasi atau di lokasi yang sama dengan  Kawasan industri MM2100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×