kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan kendaraan turun, saham Astra (ASII) masih direkomendasikan beli


Senin, 21 September 2020 / 20:28 WIB
Penjualan kendaraan turun, saham Astra (ASII) masih direkomendasikan beli
ILUSTRASI. Astra International (ASII) dapat memanfaatkan momentum akhir tahun untuk meningkat penjualan kendaraan.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi momen yang berat bagi industri otomotif. Mengutip data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel kendaraan turun sejak awal tahun. Tidak terkecuali penjualan kendaraan Grup Astra. 

Melansir data Gaikindo, selama bulan Agustus 2020 penjualan ritel kendaraan Grup Astra mengalami penurunan 0,9% dibanding bulan Juli 2020 atau month on month (mom). Sebelumnya, penjualan ritel Grup Astra mencapai 18.880 unit kendaraan. Pada bulan Agustus 2020, penjualan tersebut turun tipis menjadi 18.711 unit. 

Asal tahu saja, di industri otomotif penjualan kendaraan Grup Astra meliputi lima merek yakni Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot. Penurunan penjualan ritel dialami oleh merek kendaraan Toyota hingga 4,1% mom menjadi 11.057 unit. Ada juga Isuzu yang terkikis 8,3% mom menjadi 1.277 unit. Selain itu, Peugeot tercatat menurun 11,1% mom menjadi 16 unit. 

Sementara untuk Daihatsu, penjualan ritel sepanjang bulan Agustus justru meningkat 7% mom menjadi 6.300. Penjualan ritel UD Trucks juga terkerek 27% mom menjadi 61 unit. 

Baca Juga: Penjualan ritel kendaraan listrik Toyota di Indonesia sudah sekitar 3.000 unit

Penurunan penjualan ritel Grup Astra ini terjadi di tengah penjualan merek kendaraan lain yang cenderung tumbuh. Misalnya saja, Nissan yang naik 107,1% mom menjadi 996 unit. Ada juga Datsun naik lebih signifikan hingga 468% mom menjadi 182 unit. 

Penjualan di bulan Agustus ini memang cenderung lesu, akan tetapi penjualan ritel kendaraan Grup Astra sejak Januari hingga Agustus 2020 masih mendominasi pasar domestik. Jumlahnya mencapai 52,89% atau setara 192.547 unit dari seluruh penjualan ritel yang tercatat 364.034 unit. 

Walau penjualan ritelnya tidak memuaskan, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji masih merekomendasikan akumulasi beli saham PT Astra International Tbk (ASII). "Target harga jangka panjang ASII di Rp 6.100," jelas Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (21/9). Adapun jangka panjang yang dimaksud adalah satu tahun. 

Baca Juga: FIF berencana terbitkan obligasi Rp 1,5 triliun

Lebih lanjut Nafan menjelaskan, saran akumulasi beli saham ASII itu mempertimbangkan harga saham ASII yang saat ini masih tergolong murah. Price to earning ratio (PER) ASII yang tercatat 8,31 kali itu jauh lebih rendah dibanding PER industri yang sebesar 19,61 kali. Oleh karenanya, saham ASII masih menarik. 

Di sisi lain, Nafan melihat prospek kinerja ASII pun akan membaik ke depan. ASII dapat memanfaatkan momentum akhir tahun untuk meningkat penjualan kendaraannya. Ditambah, kondisi perekonomian diprediksi akan kembali pulih tahun depan. 

Selain itu, ASII akan mendapat sentimen positif dari wacana pemerintah yang akan memberikan relaksasi pajak penjualan kendaraan bermotor untuk mobil baru. Kementerian Perindustrian tengah mengajukan pengurangan pajak menjadi 0% kepada Kementerian Keuangan. Jika berjalan dengan lancar, pemangkasan pajak ini akan berlangsung hingga akhir 2020.

Baca Juga: Semakin terjangkau, harga mobil bekas Toyota Etios Valco September mulai Rp 70 Juta

Nafan juga mengamati, bisnis ASII yang terdiversifikasi menjadi keunggulan di tengah kondisi yang tidak menentu karena pandemi Covid-19. Hingga akhir tahun ini, bisnis crude palm oil (CPO) melalui Astra Agro Lestari (AALI) dan bisnis pertambangan melalui PT United Tractors Tbk (UNTR) diharapkan turut menyokong ASII karena memiliki prospek yang baik.  "AALI bisa mendorong penjualan CPO di tanah air. Mendukung pemerintah dalam mengembangkan biodiesel dengan target B50 ada B100," ungkap Nafan.

Tidak jauh berbeda, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony juga melihat prospek ASII ke depan masih menarik. Apalagi ASII memiliki produk yang baru saja diluncurkan di bulan Agustus yang lalu. "Di semester dua ini, penjualan mobil Astra dapat terdongkrak dari peluncuran dari Toyota Corola Cross yang menjadi mobil hybrid termurah saat ini," jelas Chris  kepada Kontan.co.id, Senin (21/9). 

Asal tahu saja, mengutip catatan Kontan.co.id, Astra mengantongi total Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) sebanyak 317 unit Corolla Cross pada bulan Agustus lalu. Di sisi lain, Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, menjelaskan masih ada beberapa produk baru lagi yang akan diluncurkan. 

Baca Juga: Penjualan Mobil Astra Tak Sekencang APM Lain

Chris mengamati, penjualan kendaraan kemungkinan masih akan tertekan hingga akhir tahun. Akan tetapi, dengan adanya produk baru setidaknya Astra tidak tertinggal dengan kompetitornya. Peluncuran produk baru membuka peluang meningkatkan penjualannya. Ia menambahkan, relaksasi pajak mobil baru juga bisa menjadi sentimen positif bagi penjualan mobil ke depan. 

Untuk saat ini harga saham ASII masih tergolong murah. Dengan harapan ada perbaikan kinerja tahun depan, akan lebih baik investor mencicil beli sahamnya sejak tahun ini. Oleh karenanya Chris menyarankan buy on weakness saham ASII di harga 4.500 hingga 4.700. Adapun target harganya 5.000 hingga akhir tahun. 

Sekadar informasi, sejak awal tahun harga saham ASII sudah tertekan cukup dalam. Secara year to date, ASII terkikis 32,56% menjadi 4.670 pada penutupan perdagangan hari ini Senin (21/9). 

Baca Juga: Penjualan mobil domestik diramal hanya 550 ribu unit, ini kata emiten otomotif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×