Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Produsen kabel PT Jembo Cable Company (JECC) optimis pada semester II tahun ini bisa raup omzet sebesar Rp 1,1 triliun. Sebab, siklus omzet bisnis kabel selalu lebih kencang di semester kedua.
Antonius Benady, Corporate Secretary dan Direktur JECC mengatakan sampai semester satu berakhir, kira-kira pendapatan perusahaan adalah Rp 750 miliar. Portofolio penjualan perusahaan ini adalah kabel listrik sebesar 65% dan kabel telekomunikasi sebesar 35%.
Dari jumlah tersebut, porsi ekspor pada semester pertama tahun ini hanya Rp 30 miliar. "Kami akui margin profit penjualan dalam negeri lebih besar, ketimbang ekspor. Ekspor juga kami kejar namun memang belum dapat saja penjualannya. Kami masih harus bersaing dengan perusahaan lokal, dan kami berat di ongkos kirim," ujar Anton. Negara-negara tujuan ekspor JECC adalah negara-ngera Asia Tenggara.
Catatan saja, perusahaan ini pada 2014 menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun. Sedangkan capaian semester pertama Rp 750 miliar, yang baru sekitar 41,66% dari target.
Anton mengaku tidak khawatir dan optimis bisa mencapai omzet Rp 1,1 triliun di sepanjang semester kedua. "Di semester pertama, proyek-proyek yang memerlukan kabel itu masih dalam tahap-tahap tender. Realisasi proyek pembelian kabel-kabel baru banyak dilakukan di semester kedua," terang Anton.
Namun ia juga mengeluhkan beberapa kendala potensial yang menghambat laju pendapatannya. Klien kabel power atau kabel listrik mereka yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki banyak tender yang telat. Tahun ini juga perusahaan banyak mengandalkan proyek dari Telkom untuk penjualan kabel komunikasi mereka. Tahun ini Telkom memiliki banyak proyek untuk memperkuat jaringan komunikasi Indonesia.
Selain itu yang unik adalah, pihaknya mengaku bakal peroleh rezeki dari adanya kebijakkan kenaikkan tarif dasar listrik (TDL). Pasalnya pendapatan PLN bakal terkerek dengan kenaikkan TDL. Dengan adanya kenaikkan TDL, berarti investasi atau belanja PLN untuk kebutuhan kabel juga bakal meningkat.
Hal itu bakal meningkatkan pendapatan JECC. "Dampak kenaikkan TDL itu berpengaruh ke volume penjualan kabel listrik kami. Itu pasti naik Tapi kami belum hitung secara spesifik," ujar Anton. Peningkatan penjualan tidak akan terganggu dengan kenaikan TDL. Karena komponen beban listrik itu tidak sampai 5% dari beban produksi.
Bahan baku seperti PVC, alumunium, tembaga dan steel wire itu campuran impor dan dalam negeri yang dibelui dengan mata uang dollar AS. Untuk bahan baku tembaga dan alumunium dari dalam negeri seperti dari PT Inalum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News