Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membukukan volume penjualan di periode November 2020 sebesar 1,5 juta ton. Realisasi ini menurun dari realisasi penjualan periode Oktober 2020 yang mencapai 1,6 juta ton.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Maria Ranata, mengatakan, menurunnya penjualan INTP seiring dengan musim penghujan yang lebih awal karena fenomena La Nina.
Penjualan di Jawa bagian barat, yang meruapakan basis pasar INTP, terkoreksi 2,4% secara bulanan, terseret oleh penjualan yang lemah di Provinsi Jawa Barat yang melemah 5,2% secara bulanan.
Sementara wilayah DKI Jakarta membukukan penjualan bulanan yang lebih tinggi yakni 3,6%.
Baca Juga: Indocement (INTP) optimistis penjualan semen tahun 2020 tembus 16 juta ton
Di sisi lain, penjualan bulanan di wilayah Sumatra lebih rendah 14% karena pengiriman terhambat oleh cuaca buruk. Penjualan bulanan yang lebih tinggi terlihat di bagian timur Indonesia, kecuali untuk wilayah Nusa Tenggara yang turun 12,2%.
Hal ini berimplikasi pada pangsa pasar (market share) bulanan INTP yang lebih rendah, yakni di level 24,5% pada November 2020 (berbanding 25,8% di Oktober 2020). INTP sendiri memiliki pangsa pasar yang stabil di angka 25,8% pada 11 bulan 2020.
Sementara itu, volume penjualan INTP pada 11 bulan 2020 mencerminkan 92% dari target akhir tahun yang dipasang BRI Danareksa Sekuritas, yakni di angka 16,0 juta ton (-10,2% yoy).
Maria mempertahankan rekomendasi beli saham INTP dengan target harga Rp 18.100 karena penjualannya di 11 bulan 2020 yang sejalan dengan target.
Baca Juga: Indeks berkapitalisasi pasar kecil & menengah lebih lincah, ini saham penggeraknya