kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Peningkatan Kemacetan di China Menjadi Penyokong Kenaikan Harga Minyak


Senin, 23 Januari 2023 / 13:51 WIB
Peningkatan Kemacetan di China Menjadi Penyokong Kenaikan Harga Minyak
ILUSTRASI. Harga minyak turun tipis setelah menguat dalam dua hari perdagangan pekan lalu.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis setelah menguat dalam dua hari perdagangan pekan lalu. Senin (23/) pukul 13.32 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2023 di New York Mercantile Exchange turun 0,08% ke US$ 81,57 per barel.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Maret 2023 di ICE Futures turun 0,14% ke US$ ke 87,51 per barel. Meski turun tipis, harga minyak masih cenderung menguat dalam sepekan terakhir.

Prospek pemulihan ekonomi di importir minyak utama China tahun ini menjadi penyokong utama kenaikan harga komoditas energi. Pekan lalu harga minyak Brent naik 2,8%. Sementara WTI yang merupakan harga minyak benchmark AS mencatat kenaikan 1,8%.

Analis mengatakan bahwa optimisme seputar pembukaan kembali China kemungkinan akan mendorong harga minyak lebih tinggi. Sukrit Vijayakar, direktur konsultan energi Trifecta di Mumbai mengatakan pasar ingin mempertahankan posisi beli jika pertumbuhan China berlanjut.

Baca Juga: Harga Emas Bisa Melaju ke US$ 2.000 Setelah Menarik Napas Sesaat

Analis komoditas ANZ mengatakan dalam sebuah catatan bahwa data menunjukkan peningkatan yang solid dalam perjalanan di China setelah pembatasan Covid-19 dilonggarkan. ANZ merujuk ke lonjakan 22% dalam kemacetan lalu lintas jalan sejauh bulan ini dari tahun sebelumnya di 15 kota utama China.

Kepala Badan Energi Internasional Fatih atawa International Energy Agency (IEA) Birol pada hari Jumat mengatakan pasar energi dapat mengetat tahun ini jika ekonomi China pulih seperti yang diharapkan oleh lembaga keuangan.

"Saya tidak akan terlalu santai tentang pasar dan 2023 mungkin menjadi tahun di mana kita melihat pasar yang lebih ketat daripada yang diperkirakan beberapa pihak," kata Birol kepada Reuters, berbicara di sela-sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Baca Juga: Harga Minyak Turun di Tengah Libur Imlek

Lonjakan lalu lintas China menjelang liburan Tahun Baru Imlek menjadi pertanda baik untuk permintaan bahan bakar setelah liburan dua minggu.

"Lonjakan permintaan yang diharapkan datang karena pasar bersiap untuk sanksi lebih lanjut terhadap minyak Rusia," kata analis ANZ.

Koalisi Uni Eropa dan G7 akan membatasi harga produk olahan Rusia mulai 5 Februari. Sanksi ini menyusul batasan harga mereka pada minyak mentah Rusia yang berlaku sejak Desember dan embargo UE atas impor minyak mentah Rusia melalui laut.

G7 telah setuju untuk menunda peninjauan tingkat batas harga minyak Rusia hingga Maret, sebulan lebih lambat dari yang direncanakan. Penundaan ini untuk memberikan waktu menilai dampak dari batas harga produk minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×