Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak turun pada awal perdagangan Senin di tengah liburan Tahun Baru Imlek di sejumlah negara. Namun penurunan harga minyak masih tertahan oleh prospek pemulihan ekonomi China pada tahun ini.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 46 sen atau 0,5%, menjadi US$ 87,17 per barel pada 0031 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 40 sen alias 0,5%, ke level US$ 81,24 per barel.
Pekan lalu harga minyak Brent naik 2,8%, sementara harga minyak WTI mencatat kenaikan 1,8%.
Analis komoditas ANZ menyebut data menunjukkan adanya peningkatan yang solid dalam hal mobilitas di China setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan.
Baca Juga: Tahun Ini, Emas Diprediksi Kembali Menjadi Primadona Investasi
Kepala Badan Energi Internasional Fatih Birol sebelumnya mengatakan pasar energi dapat mengetat pada tahun ini jika ekonomi China pulih seperti yang diharapkan oleh sejumlah lembaga keuangan.
"Saya tidak akan terlalu santai tentang pasar, dan 2023 mungkin menjadi tahun di mana kita melihat pasar yang lebih ketat daripada yang diperkirakan beberapa analis," kata Birol.
Lonjakan lalu lintas di China menjelang liburan Tahun Baru Imlek menjadi pertanda baik untuk permintaan bahan bakar.
"Lonjakan permintaan diharapkan terjadi karena pasar bersiap untuk adanya sanksi lebih lanjut terhadap minyak Rusia," kata analis ANZ.
Koalisi Uni Eropa dan G7 menyatakan akan membatasi harga produk olahan Rusia mulai 5 Februari, selain sebelumnya ada batasan harga pada minyak mentah Rusia yang berlaku sejak Desember dan embargo UE atas impor minyak mentah Rusia melalui laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News