Reporter: Pulina Nityakanti, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah di pasar spot menyempit pada siang ini. Selasa (25/4) pukul 12.34 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 14.945 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kurs rupiah spot menguat 0,21% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.976 per dolar AS pada Jumat (21/4). Tetapi, kurs rupiah masih melemah 0,69% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelum cuti bersama Rp 14.843 per dolar AS pada Selasa (18/4).
Tadi pagi, rupiah sempat menguat hingga Rp 14.927 per dolar AS sebelum mempersempit penguatan.
Baca Juga: BI akan Teken Kerja Sama Local Currency Transaction dengan Korea Selatan Awal Mei
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memprediksi, rupiah akan menguat tipis ke rentang harga Rp 14.800 per dolar AS–Rp 15.000 per dolar AS pada Rabu (26/4). Dia memperkirakan, pergerakan rupiah esok akan dipengaruhi ekspektasi pasar pada hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei 2023.
“Pasar menunjukkan peluang 88% The Fed akan menaikkan kisaran target Fed Funds Rate sebesar 25 bps pada pertemuan FOMC 2-3 Mei mendatang,” kata dia.
Kenaikan itu didasari oleh berita ekonomi AS minggu lalu yang bisa berdampak pada kebijakan The Fed yang hawkish, sehingga membuat dolar AS menjadi bullish.
Baca Juga: Rupiah Spot Berada di Rp 14.927 pada Selasa (25/4), Melemah dari Sebelum Cuti Bersama
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga utamanya pada 5,75% pada minggu lalu juga dapat mempengaruhi pergerakan rupiah.
“Suku bunga BI tidak berubah dalam tiga pertemuan terakhir di tahun 2023, yang bertujuan untuk memastikan inflasi dan ekspektasi harga terus menurun. Ini sejalan dengan ekspektasi pasar,” tutur dia.
Menurut Sutopo, BI yakin suku bunga saat ini cukup untuk mengendalikan inflasi inti dalam kisaran 3% untuk sisa tahun 2023. Tingkat inflasi tahunan Indonesia turun ke level terendah dalam tujuh bulan sebesar 4,97% di bulan Maret.
“Meskipun Lebaran, pasar mata uang tetap berjalan seperti biasanya. Karena aktivitas masa liburan, pasar Indonesia sebagian tutup dan permintaan terhadap dolar AS mungkin sedikit stagnan,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News