Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah penopang mengangkat nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di awal kuartal kedua ini.
Mengutip Bloomberg pada Senin (1/4) pukul 10.47 WIB rupiah menguat 0,08% ke Rp 14.232 per dollar AS.
Rilis data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China menunjukkan perbaikan. PMI China yg dirilis oleh Caixin/Markit menunjukkan pertumbuhan pertama sejak empat bulan terakhir. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai, rilis data ekonomi AS yang positif menggerek penguatan rupiah saat ini setelah pekan lalu terdepresiasi.
PMI China tercatat berada di level 50,5. “Ini sinyal positif akibat meredanya perang dagang AS China,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (1/4). Perundingan yang berlanjut dengan tone positif menguntungkan manufaktur China yang berpotensi menambah produksi lagi.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai sentimen negatif inverted yield curve obligasi AS pekan lalu “Kondisi yield obligasi AS sudah stabil, pelaku pasar sedikit lebih tenang,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).
Di sisi lain, membaiknya kondisi negosiasi dagang AS-China menambah tenaga bagi rupiah. Pasalnya China menunda biaya impor atas produk-produk AS, di antaranya produk otomotif. Katanya, langkah China yang lebih konkret sekarang membuat pelaku pasar bergairah terhadap aset berisiko.
Selain itu pada tanggal 3 April mendatang direncanakan akan ada pertemuan AS-China di Washington DC, AS.
Untuk itu, Ibrahim optimis rupiah bisa menguat hari ini. Sampai dengan penutupan rupiah diramal akan menguat dengan rentang pergerakan di level Rp 14.196-Rp 14.260 per dollar AS.
Bhima memperkirakan, sampai dengan penutupan pasar hari ini mata uang Garuda bisa melanjutkan penguatan di rengtang Rp 14.210-Rp 14.230 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News