Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pamor perak semakin cemerlang di tengah tanda- tanda stabilisasi ekonomi China. Penguatan harga perak tahun ini berhasil mengungguli emas.
Mengutip Bloomberg, Senin (18/4) pukul 13.52 WIB, harga perak kontrak pengiriman Mei 2016 di Commodity Exchange tergerus 1,02% ke level US$ 16,145 per ons troi. Sedangkan dalam sepekan terakhir, perak menguat 1,05%.
Pekan lalu, harga perak menyentuh level tertinggi tahun ini yakni di US$ 16,325 per ons troi. Jika dilihat sepanjang tahun ini, perak telah menanjak hingga 16,7%.
Kenaikan harga perak kini mampu mengungguli emas yang sejak akhir tahun lalu naik 16,1%. Data Commodity Futures Trading Commission menunjukkan kontrak jangka panjang perak menanjak 30% menjadi 54.885 kontrak per tanggal 12 April lalu.
Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, secara karakter, pergerakan harga perak memang lebih volatile dibandingkan dengan emas.
Meski demikian, sentimen penggerak harga perak sebenarnya tak jauh berbeda dari emas. Sebagai logam turunan emas, perak juga memiliki sifat logam mulia. Harga perak turut menguat lantaran dorongan dari kekhawatiran ekonomi global.
Apalagi, setelah The Fed mengurangi target kenaikan suku bunga tahun ini menjadi dua kali dari sebelumnya empat kali. Kekhawatiran The Fed terhadap kondisi ekonomi terutama di China menimbulkan spekulasi jika kenaikan suku bunga tahun ini sulit terjadi.
Penerapan suku bunga negatif seperti di Eropa dan Jepang juga membuat investor beralih ke komoditas. Imbasnya, harga perak ikut terangkat. "Bank Sentral sedang agresif melakukan stimulus hingga membuat kebijakan negatif interest rate," papar Ariston.
Di samping itu, perak mendapat dorongan sentimen positif lain yakni harapan adanya kenaikan permintaan dari sektor industri. Pasalnya, lebih dari 50% permintaan perak global berasal dari sektor industri. Harapan ini muncul setelah data manufaktur China mulai menunjukkan perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News