Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) baru-baru ini mengumumkan hasil evaluasi penyesuaian ulang atau rebalancing atas sejumlah saham di indeks utama yakni LQ45, IDX30, dan IDX80.
Untuk LQ45, tidak ada emiten yang keluar atau masuk dari indeks tersebut. Pada penutupan perdagangan Jumat (25/4), indeks LQ45 menguat 1,10% ke level 750,02. Sejak awal tahun, kinerja LQ45 melemah 9,27% secara year to date (ytd).
Sementara untuk IDX30, BEI mendepak PT Bank Jago Tbk (ARTO) dari jajaran indeks tersebut. Sebagai gantinya, BEI memasukan emiten yang juga berasal dari sektor perbankan yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebagai penghuni baru indeks tersebut.
Dari sisi kinerja, indeks IDX30 menguat 1,04% pada Jumat (25/4) ke level 389,71. Namun, indeks ini melorot 7,97% ytd sejak awal tahun.
BEI juga melakukan penyesuaian pada indeks IDX80. Tercatat bahwa PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) tidak lagi menjadi anggota IDX80. Kedua emiten ini kemudian digantikan oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG).
Baca Juga: Harga Emas Tergelincir Setelah Tensi Perang Dagang AS-China Menurun
Indeks IDX80 ditutup menguat 1,31% ke level 109,46 pada Jumat (25/4). Sejak awal tahun, kinerja indeks ini menurun 9,10% ytd.
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menilai, masuknya DSNG sebagai anggota baru indeks IDX80 dan BBTN sebagai anggota baru indeks IDX30 cukup wajar, mengingat fundamental kedua emiten ini masih cukup kuat.
“BBTN sempat mengalami perlambatan dari sisi kinerja keuangan, namun untuk jangka panjang ada ekspektasi bahwa pertumbuhan kinerja BBTN akan berlanjut,” ujar dia, Jumat (25/4).
Di sisi lain, meski berhasil masuk indeks IDX80, saham BUKA masih diliputi oleh sentimen negatif lantaran adanya tekanan dari sisi profitabilitas. Terlebih lagi, BUKA telah menutup lini bisnis e-commerce dan kini fokus menjual produk virtual.
Manajemen BUKA perlu memastikan bahwa strategi ekspansi perusahaan dapat berjalan dengan baik, sehingga kinerja emiten ini mampu membaik pada masa depan.
Di atas kertas, masuknya BBTN di indeks IDX30 serta BUKA dan DSNG di IDX80 diyakini dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap stabilitas masing-masing emiten, baik dari sisi kapitalisasi pasar dan fundamental.
“Secara valuasi, ketiga saham ini tentunya masih berbeda-beda, seperti DSNG dan BBTN masih memiliki PER rendah dan di bawah peers, tetapi PER untuk BUKA masih minus,” ungkap dia.
Indy pun merekomendasikan beli saham BBTN dengan target harga di level Rp 1.200 per saham, serta beli saham DSNG dengan target harga Rp 850 per saham. Adapun saham BUKA direkomendasikan hold dengan target harga Rp 170 per saham.
Baca Juga: Bakal Bagi Dividen, Begini Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR)
Selanjutnya: Harga Emas Tergelincir Setelah Tensi Perang Dagang AS-China Menurun
Menarik Dibaca: PCP Tower SCBD Terima Sertifikasi ISO, Perkuat Posisi Gedung Bertanggungjawab
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News