kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penggalangan dana IPO sudah mencapai Rp 6,85 triliun


Rabu, 30 Juni 2021 / 20:33 WIB
Penggalangan dana IPO sudah mencapai Rp 6,85 triliun
ILUSTRASI. Sejak awal tahun hingga 30 Juni, ada 22 emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan initial public offering (IPO) tetap ramai. Tidak menutup kemungkinan, nilai penggalangan dana melalui aksi korporasi tersebut tahun ini bakal lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu.

Sejak awal tahun hingga 30 Juni, ada 22 emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah ini memang sedikit lebih kecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebanyak 24 emiten.

Dana yang dihimpun dari IPO selama semester pertama tahun ini sebesar Rp 6,85 triliun. Nilai ini hanya 1,71% lebih kecil dibanding paruh waktu tahun lalu Rp 6,97 triliun.

PT ERA Graharealty Tbk (IPAC) dan PT Bank Multiarta Sentosa Tbk (MASB) menjadi dua emiten teranyar yang mencatatkan saham (listing) di BEI hari ini. Keduanya meraup dana segar masing-masing Rp 22,8 miliar dan Rp 625,55 miliar.

Baca Juga: IPO Unicorn diharapkan mampu meningkatkan investor dan bobot saham RI

"Sehingga, direklasifikasi dua emiten ke daftar listing. Kemudian berkurang dua di pipeline IPO," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Rabu (30/6).

Dus, pipeline IPO saat ini tersisa 24 calon emiten. Tahun ini, BEI menargetkan ada 54 IPO di bursa saham. Jumlah ini lebih besar dibanding realisasi tahun lalu, sebanyak 51 IPO. 

Target tahun ini juga telah direvisi dari sebelumnya sebanyak 34 IPO. Revisi dilakukan sejalan dengan masih tingginya animo IPO.

Baca Juga: Pemerintah wacanakan PPKM Darurat, begini proyeksi IHSG

Peluang pencatatan emisi yang lebih besar hingga akhir tahun kian terbuka lebar sejalan dengan rencana IPO startup sekelas Bukalapak. Perusahaan ini dikabarkan mengincar dana segar sekitar Rp 11 triliun.

Nyoman menambahkan, peraturan terkait klasifikasi papan pencatatan untuk IPO startup serta multiple voting share (MVS) masih dalam tahap finalisasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia belum bisa merinci apakah ada perubahan dalam rancangan POJK yang fase rule making rule ditutup pada 21 Juni kemarin.

Yang terang, MVS bersifat opsional. Startup bisa menggunakan aturan tersebut atau mengacu pada aturan konvensional. "Andai mau memanfaatkan aturan MVS, maka harus dicantumkan terlebih dahulu di anggaran dasar," tandas Nyoman.

Baca Juga: BEI menargetkan 66 pencatatan efek di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×