CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.924   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

IPO Unicorn diharapkan mampu meningkatkan investor dan bobot saham RI


Rabu, 30 Juni 2021 / 06:15 WIB
IPO Unicorn diharapkan mampu meningkatkan investor dan bobot saham RI


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perusahaan rintisan berstatus unicorn dan decacorn santer dikabarkan bakal masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini, misalnya saja entitas gabungan Gojek dan Tokopedia (GoTo), Bukalapak, hingga Traveloka.

Nah penerapan saham dengan hak suara multiple atau multiple voting share (MVS) bisa menjadi pilihan bagi perusahaan rintisan yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia.

Sekarang ini, dari pihak Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih dalam tahap menyelesaikan regulasi untuk pencatatan saham perdana perusahaan rintisan tersebut.

Baca Juga: GoTo dinilai telah penuhi syarat keamanan data

“Terkait raksasa e-commerce yang akan go public dan peraturan multiple voting share, jadi dapat saya sampaikan dalam aturan multiple voting share ini adalah draftnya OJK, kami di Bursa tentu bekerjasama dengan intens bersama OJK sebagai partner untuk berdiskusi dan merumuskan MVS ini,” jelas Nyoman, Selasa (29/6).

Sekarang ini, OJK sedang memfinalisasi aturan tersebut. Sayangnya Nyoman belum dapat menyampaikan kapan perkiraan aturan ini rampung. Yang jelas, pihaknya berharap agar aturan ini segera terbit dalam hal tidak ada tanggapan substansial dari para stakeholder.

Meski demikian, ia menerangkan perusahaan startup tidak diwajibkan menggunakan aturan saham hak suara multiple ini saat IPO.

“Bagi perusahaan yang eligible menggunakan MVS, saya menggarisbawahi boleh memilih menggunakan atau tidak MVS tersebut. Jadi tidak semua e-commerce menyatakan akan menggunakan MVS, karena itu sebuah pilihan,” tambahnya.

Kalaupun perusahaan tersebut memilih untuk menggunakan MVS, maka harus dinyatakan dalam anggaran dasar terlebih dahulu sebelum melakukan IPO.

Direktur Perdagangan & Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo berharap dengan adanya IPO dari perusahaan-perusahaan rintisan kelas kakap tersebut bisa menambah jumlah investor di Indonesia, baik itu investor ritel maupun institusi, investor asing maupun domestik.

Baca Juga: Bukalapak akan IPO saham, ini prediksi analis

Selanjutnya, dengan bertambahnya investor tersebut BEI berharap rata-rata transaksi harian juga bisa terkerek sehingga dapat meningkatkan likuiditas market.

“Dengan semakin tingginya likuiditas dan semakin banyaknya pilihan investasi yang ada di BEI, diharapkan juga yang tak kalah penting pembobotan MSCI atau pun indeks-indeks regional dan internasional bisa meningkat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×