Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) untuk menggabungkan entitas usahanya, yakni PT Telkomsel Seluler alias Telkomsel dengan Indihome masih terus bergulir.
Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah menerangkan dengan Fixed Mobile Convergence (FMC) ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan mendorong EBITDA.
"FMC ini dapat meningkatkan EBITDA sebesar Rp 5 triliun hingga Rp 6 triliun setiap tahun mulai dari 2027," ucap dia dalam Rapat Kerja dengan DPR Komisi VI, Senin (3/4).
Sinergi FMC ini diproyeksikan dapat membantu TLKM untuk efisiensi biaya operasional (opex) sekitar Rp 1,6 triliun-Rp 1,9 triliun. Biaya belanja modal atau capital expenditure (capex) bisa hemat Rp 300 miliar-Rp 400 miliar.
Baca Juga: Harga Energi Melandai, Profitabilitas Indocement (INTP) Berpotensi Membaik pada 2023
Selain efisiensi biaya, simplifikasi juga akan terjadi pada sistem billing. Ririek bilang nantinya hanya akan ada satu billing yang keluar karena berada di bawah entitas yang sama.
Dalam catatan Kontan, Staf Khusus Menteri BUMN III Arya Sinulingga bilang FMC ini bakal meningkatkan pendapatan induk usaha keduanya, yakni Telkom Indonesia.
"Selesainya dalam waktu dekat antara Juni atau Juli 2023, pokoknya pada tahun ini tipis antara semester satu dan dua 2023," tutur dia di Kantor BUMN, Rabu (15/3).
Arya menyebut penggabungan ini merupakan efisiensi bagi TLKM. Nantinya, biaya pemasaran bisa terpangkas sekaligus memberikan keuntungan bagi konsumen mendapatkan paket gabungan. Misalnya, TLKM juga bisa menggabungkan negosiasi kebutuhan akan kontennya bagi Indihome dan Telkomsel, sehingga terjadi efisiensi lebih jauh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News