Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Proporsi kepemilikan saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk mengalami perubahan. Pasalnya, pengendali perusahaan, PT Kharisma Indah Ekaprima, menjual 44,87 juta unit saham Solusi Tunas Pratama.
Kharisma menjual saham Solusi, Selasa (11/9), seharga Rp 4.800 per unit. Artinya, nilai total penjualan saham tadi mencapai Rp 215,38 miliar. Manajemen Kharisma menyatakan tujuan penjualan sebagian saham SUPR adalah mengurangi investasi.
Transaksi penjualan itu memang menggerus kepemilikan saham Kharisma di Solusi Tunas. Sebelum penjualan ini, Kharisma menguasai 470 juta unit setara 64,72% saham Solusi Tunas. Seusai transaksi, Kharisma memegang 425,31 juta unit atau 57,86% saham.
Namun manajemen Solusi Tunas tak bersedia menjelaskan lebih lanjut terkait transaksi penjualan saham itu. Direktur Utama Solusi Tunas, Nobel Tanihaha, mengaku belum mengetahui transaksi penjualan saham yang dilakukan Kharisma. "Transaksi yang mana? Saya tidak mengetahui penjualan tersebut," kata Nobel, Rabu (12/9).
Solusi Tunas, kata Nobel, belum berniat mencari pendanaan baru, termasuk dari penjualan saham. Sebab, Solusi Tunas sudah menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue beberapa waktu lalu. Dari aksi korporasi itu, emiten berkode saham SUPR ini meraih Rp 648 miliar.
Solusi Tunas memakai Rp 583,2 miliar atau 90% dana rights issue untuk ekspansi penambahan menara. Pada Agustus lalu, SUPR mulai menambah menaranya. Solusi Tunas mengakuisisi 240 menara telekomunikasi senilai Rp 380 miliar dari dua perusahaan, yaitu PT Demeta Telnet dan PT Nurama Indotama. Perinciannya, nilai akuisisi menara Demeta Rp 80 miliar, sedang Nurama mencapai Rp 300 miliar.
Pembelian itu menambah kepemilikan menara Solusi Tunas. Sebelum akuisisi, Solusi Tunas memiliki 1.600 menara telekomunikasi. Setelah akuisisi, jumlah menara perseroan bertambah menjadi 1.840 unit. "Kalau dana untuk ekspansi kami sudah dapat dari rights issue yang detail penggunaaannya juga sudah kami umumkan," jelas Nobel.
Harga SUPR, Rabu (12/9) turun 4,26% ke Rp 4.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News