kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengendali, Direksi & Komisaris Borong Saham Emiten, Simak Rekomendasi Berikut Ini


Selasa, 26 November 2024 / 17:30 WIB
Pengendali, Direksi & Komisaris Borong Saham Emiten, Simak Rekomendasi Berikut Ini
ILUSTRASI. Rekomendasi saham


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham pengendali, direksi hingga komisaris sejumlah emiten ramai melakukan transaksi menjelang tutup tahun 2024. Mayoritas orang dalam emiten tersebut menjalankan aksi akumulasi dengan memborong saham saat kondisi pasar melandai di bulan ini.

Contohnya PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), yang jajaran komisaris dan direksinya berbondong-bondong memborong saham emiten jalan tol plat merah tersebut.

Tengok saja aksi Komisaris Utama JSMR Mohammad Zainal Fatah dan Direktur Utama JSMR Subakti Syukur yang beberapa kali melakukan transaksi pembelian saham JSMR sejak pertengahan bulan ini.

Dalam transaksi tersebut, Zainal membeli sebanyak 128.200 saham. Sedangkan Subakti mengoleksi 315.400 saham JSMR.

Tak hanya komisaris & direktur utama, aksi serupa juga dilakukan oleh sejumlah komisaris dan direktur JSMR lainnya untuk keperluan investasi.

Aksi beli berjemaah turut dilakukan oleh orang dalam PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Direktur RAJA Ogi Rulino membeli sebanyak 1,75 juta saham. Sedangkan Direktur RAJA Sumantri Suwarno memborong 2,5 juta saham. Kedua transaksi tersebut dilakukan pada 4 November 2024.

Baca Juga: Komisaris dan Direksi Ramai-Ramai Tambah Kepemilikan, Seberapa Menarik SMGR?

Direktur utama sekaligus pengendali PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) Hadi Suhermin tak ketinggalan untuk memborong saham emiten yang dipimpinnya. Pada 22 November 2024, Hadi membeli sebanyak 27 juta saham. Memperkokoh kepemilikannya menjadi 4,31 miliar atau 49,3% saham SMIL.

Aksi pengendali sebelumnya dilakukan oleh konglomerat Prajogo Pangestu, yang menambah kepemilikannya di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Prajogo membeli 10 juta saham BREN pada 11 November 2024.

Masih dari grup konglomerasi milik Prajogo, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) juga diborong oleh komisaris dan direksinya. Selain emiten tersebut, pada bulan ini orang dalam dari sederet emiten lain juga melakukan transaksi terhadap saham perusahaan yang dikelolanya.

Di antaranya PT Prima Globalindo Logistik Tbk (PPGL), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), PT MPX Logistics International Tbk (MPXL), PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA).

Baca Juga: Aksi Emiten Emas Ekspansi, Tambah Cadangan dan Dongkrak Penjualan

Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengamati transaksi orang dalam tersebut bisa menjadi sinyal yang menarik dicermati oleh pelaku pasar. Dalam kondisi pasar yang masih tertekan, aksi borong oleh orang dalam memberikan indikasi bahwa emiten memiliki valuasi saham yang sudah cukup murah dibandingkan prospek jangka panjangnya.

"Momentum ini bisa dimaknai sebagai bentuk kepercayaan manajemen terhadap fundamental dan potensi pertumbuhan perusahaan mereka, terutama di tengah ketidakpastian pasar yang kerap membuat investor eksternal bersikap lebih konservatif," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (25/11).

Praktisi Pasar Modal Agus Pramono menilai transaksi yang dilakukan oleh pengendali, komisaris maupun direksi menunjukkan keyakinan orang dalam terhadap prospek kinerja maupun potensi saham emitennya.

"Mereka melihat gejolak yang sedang terjadi lebih disebabkan oleh faktor pasar saham dibandingkan dengan faktor kinerja perusahaan," imbuh Agus.

Founder & CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto menambahkan, kondisi saham yang sedang tertekan bisa menjadi momentum bagi pengendali maupun manajemen untuk melakukan akumulasi. Aksi ini bisa memberikan sinyal optimisme kepada pasar, menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan perusahaan, serta memperkuat kontrol dengan menambah kepemilikan.

"Kalau tambah kepemilikan, tentu dia akan semakin serius dan komitmen untuk mengembangkan perusahaannya. Apalagi mereka tahu bagaimana outlook kinerja dan rencana pengembangannya. Ini bisa menjadi sinyal positif buat pasar yang berekspektasi sahamnya berpeluang naik," terang Fendi.

 

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menyoroti, pihak yang melakukan transaksi akan memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap prospek sahamnya. Jika yang membeli atau menjual adalah sosok yang punya reputasi di pasar, maka aksinya akan lebih memantik respons dari para investor.

Faktor lainnya adalah seberapa besar jumlah saham emiten yang diborong atau dilepas oleh orang dalam tersebut. Namun, Daniel mengingatkan agar pelaku pasar tidak asal mengekor aksi yang dilakukan oleh pengendali maupun manajemen emiten.

"Investor tetap harus mencermati fundamental dan kinerja dari emiten tersebut. Meski dibeli oleh manajemen atau pengendalinya, tidak sertamerta saham tersebut akan langsung naik," ungkap Daniel.

Praktisi Pasar Modal & Founder WH Project, William Hartanto sepakat, transaksi yang dilakukan oleh orang dalam tidak selalu menjadi momentum yang menggerakkan harga sahamnya. "Kadang itu hanya penilaian masing-masing, dimana mereka merasa harga sahamnya sudah cukup murah untuk dibeli," kata William.

Dus, pelaku pasar mesti tetap jeli mencermati tren harga saham saat pengendali atau manajemen melakukan transaksi. "Itu bisa membantu menentukan apakah aksi tersebut bisa diikuti atau tidak," imbuh William.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengamini, bisa jadi pengendali dan manajemen punya strategi, target dan perspektif yang berbeda. Dengan begitu, pelaku pasar tetap harus mengukur target, jangka waktu dan profil risiko investasi masing-masing pada saham tersebut.

"Meski ada aksi (transaksi dari orang dalam) tersebut, pelaku pasar perlu ikut menghitung ulang valuasi tersebut. Agar keputusan yang diambil berdasarkan data dan fundamental yang ada," ujar Nico.

Di antara saham yang diborong oleh orang dalam, Hendra menyarankan speculative buy saham BREN dengan target harga Rp 7.600.

Kemudian trading buy BMRI dan JSMR dengan target masing-masing di Rp 6.800 dan Rp 4.800. Sedangkan untuk RAJA, PTRO dan KEEN bisa memanfaatkan momentum dengan tetap mempertimbangkan volatilitas harganya.

Selanjutnya: Sustainability Bond Bank bjb Banjir Peminat, Oversubscribed Hampir 5 Kali

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Wilayah Ini, Cek Proyeksi Cuaca Besok (27/11) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×