kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang properti Sentul City lakukan PHK


Selasa, 26 Mei 2020 / 16:19 WIB
Pengembang properti Sentul City lakukan PHK
ILUSTRASI. Pembangunan perumahan di kawasan Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten pengembang properti PT Sentul City Tbk (BKSL) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terkadap karyawannya. Ini dilakukan karena perusahaan menghentikan beberapa proyek karena bisnis tidak jalan akibat penyebaran virus corona.

Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Selasa (26/5) manajemen menyatakan bahwa dampak ekonomi dari Covid-19 juga telah membuat BKSL melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pegawainya. 

Baca Juga: Situasi bisnis kurang bersahabat, Sentul City (BKSL) revisi target pertumbuhan

Sejak Januari 2020, BKSL telah melakukan PHK kepada 20 karyawan, baik karyawan tetap maupun tidak tetap. Di luar karyawan yang di-PHK, ada 89 karyawan terdampak dengan status lainnya, seperti terkena pemotongan gaji dan lain-lain. 

Alhasil, jumlah pegawai Sentul City saat ini adalah sebanyak 180 orang, dari sebelumnya 189 orang pada akhir Desember 2019.  Ini karena BKSL menghentikan operasional sebagian bisnisnya maupun anak usahanya.

Pertama, penghentian Hotel Neo+ dan Taman Budaya yang dikelola oleh PT Gunung Geulis Elok Abadi (GGEA). Kedua, pembatasan Hotel Alana yang berlokasi di Sentul City. Ketiga, penghentian event organizer yang dikelola PT Jaya Selaras Gemilang (JSG). 

Baca Juga: Empat saham masuk indeks berkapitalisasi kecil MSCI, berikut kinerjanya

Keempat, pembatasan penjualan properti di Sentul City (SC), Bukit Jonggol Asri (BJA), Gazelle Indonesia (GI), dan Sentul PP Properti (SPP). Kelima, pembatasan penjualan properti di Natura City Developments (NCD) yang berlokasi di Serpong.

Kinerja Merosot

Pembatasan operasional ini berlangsung lebih dari tiga bulan. Padahal, kontribusi pendapatan dari operasional yang dihentikan tersebut mencapai lebih dari 75% pada 2019.

Oleh karena itu, BKSL memperkirakan, total pendapatan sepanjang kuartal I-2020 ini turun 51%-75%. Sementara itu, laba bersihnya berpotensi merosot lebih dari 75% year on year (yoy). 

Baca Juga: Dua Saham Anggota KOMPAS100 Mendekati Level Gocap

Apalai, pandemi Covid-19 ini juga telah berdampak pada pemenuhan kewajiban pokok jangka pendek dan bunga utang BKSL. Nilai utang jangka pendek tersebut diperkirakan mencapai Rp 1,01 triliun.

Oleh karena itu, BKSL akan melakukan perampingan organisasi dan efisiensi dalam segala bidang.

Manajemen BKSL juga melakukan negosiasi dengan pihak kreditur untuk meminta keringanan, baik dari segi besaran bunga, tata cara, serta tenggat waktu pembayaran bunga dan pokok pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×