Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pelemahan mata uang rupiah yang mencapai Rp 11.000 per dolar Amerika Serikat (USD) beberapa pekan ini menjadi sorotan banyak pihak. Salah satunya datang dari pengamat ekonomi, Faisal Basri.
Faisal berpendapat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta pejabat negara lain bisa membuat program penguatan rupiah dengan cara menjual kekayaan mereka berbentuk Dollar Amerika (USD).
"Presiden menunjukkan kepada rakyat bersedia lebih dahulu sedikit 'berkorban' demi kemaslahatan perekonomian dan rakyat banyak," tulis Faisal dalam blognya di Kompasiana yang diunggah pada Sabtu malam (24/8).
Menurut Faisal, jumlah harta SBY dalam Dollar Amerika tahun 2009, tercatat sebesar US$ 269.730 atau setara Rp 2,96 miliar (asumsi 1 US$= Rp 11.000). Data itu, dikutip Faisal dari sumber Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain SBY, Faisal juga menyampaikan nama pejabat lain yang memiliki simpanan dalam bentuk dolar AS. Sosok itu adalah, Priyo Budisantoso, Wakil Ketua DPR yang memiliki kekayaan dalam valas sebesar US$ 195.960 atau setara dengan Rp 2,1 miliar.
Kemudian di jajaran kabinet pemerintahan Indonesia ada Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan yang memiliki kekayaan dalam bentuk dolar senilai US$ 626.677 atau setara Rp 6,89 miliar. Lalu ada Chatib Basri, Menteri Keuangan dengan valas yang dimiliki US$ 356,506 atau setara Rp 3,92 miliar.
Namun pendapat berbeda disampaikan Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia. Menurutnya, jika pejabat tersebut melepas dolar AS mereka, hasilnya tidak berpengaruh besar bagi perekonomian Indonesia.
"Kalau mau dan berani, SBY keluarkan ketentuan berapa maksimal tabungan pejabat dalam Dollar Amerika," kata Satrio ketika dihubungi KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News