Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Harga minyak dunia terus melaju pada transaksi perdagangan akhir pekan ini (29/1). Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran Maret naik sebesar 48 sen menjadi US$ 33,70 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 08.31 waktu Hong Kong, harga kontrak yang sama ditransaksikan di posisi US$ 33,43 sebarel.
Pada Kamis kemarin, harga kontrak minyak melaju 92 sen menjadi US$ 33,22 per barel. Ini merupakan level penutupan tertinggi sejak 7 Januari lalu. Sepanjang pekan ini, harga minyak sudah melonjak hingga 3,8%.
Kenaikan harga minyak dari posisi tertingginya dalam tiga pekan terjadi setelah Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa OPEC dan negara produsen lainnya akan menggelar pertemuan untuk mendiskusikan produksi minyak di tengah anjloknya harga emas hitam itu.
Menurut Novak, pertemuan itu akan digelar pada bulan depan. Namun, menurut empat sumber Bloomberg yang tak mau namanya disebut, hingga saat ini, belum ada pembicaraan terkait apapun yang dijadwalkan antara Rusia dan OPEC.
"Jika Arab Saudi dan Rusia bersepakat untuk melakukan pemangkasan suplai, hal ini hanya akan dimanfaatkan oleh Iran yang akan mengguyur produksi minyak mereka ke pasar," jelas Angus Nicholson, analis IG Ltd di Melbourne.
Menurutnya, reli harga minyak saat ini tidak akan berlangsung lama.
Sementara itu, harga kontrak minyak Brent untuk pengantaran Maret naik 2,4% menjadi US$ 33,89 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News