Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi korporasi terus menunjukkan tren perbaikan pada semester II-2020. Salah satu indikasinya adalah jumlah penerbitannya yang terus meningkat belakangan ini.
Yang teranyar, merujuk data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), selama September 2020 sudah terdapat 16 obligasi korporasi dan dua sukuk korporasi yang diterbitkan. Ini membuat obligasi dan sukuk korporasi yang tercatat di BEI sepanjang tahun ini menjadi sebanyak 76 emisi dari 52 emiten.
Senior Vice President Financial Institution Ratings Division Pefindo Hendro Utomo mengatakan dari segi outstanding, obligasi korporasi menunjukkan kenaikan signifikan sepanjang semester II-2020. Sebagai gambaran, pada semester I-2020, total outstanding obligasi korporasi hanya sebesar Rp 30,03 triliun.
“Berdasarkan catatan kami, total penerbitan obligasi korporasi sampai dengan awal September 2020 sekitar Rp 52 triliun. Di mana di dalamnya sebesar Rp 44.4 triliun dalam bentuk obligasi korporasi, sementara sisanya sukuk, Medium Term Notes (MTN), dan EBA,” kata Hendro kepada Kontan.co.id, Senin (14/9).
Baca Juga: BEI catat ada 11 obligasi dan dua sukuk baru di pekan ini, nilainya Rp 7,76 triliun
Dengan demikian, paruh kedua tahun ini baru berjalan dua bulan lebih, sudah ada pertumbuhan nilai outstanding sebesar Rp 29,35 triliun.
Lebih lanjut, Hendro melihat emisi mulai meningkat seiring dengan pemulihan kegiatan ekonomi dibanding kuartal II-2020 yang sangat melambat seiring dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Oleh sebab itu, sebagian penerbitan surat utang yang tertunda di kuartal II-2020, akhirnya direalisasikan di semester II-2020.
Selain itu, naiknya nilai emisi juga didukung oleh iklim suku bunga yang rendah. Hendro menilai kondisi ini masih akan terus berlanjut hingga akhir.
Ia memperkirakan, jumlah penerbitan dan nilai emisinya akan terus meningkat.
“Potensi penerbitan diperkirakan masih akan baik karena kebutuhan refinancing surat utang yang jatuh tempo di semester II-2020. Faktor lain adalah tingkat bunga dan kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi dampak pandemi yang mungkin dapat mempengaruhi realisasi penerbitan surat utang korporasi,” pungkas Hendro.
Selanjutnya: PSBB Jakarta Berpotensi Mengoreksi Pasar Obligasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News