Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi bahwa prospek penerbitan surat utang (obligasi) korporasi pada tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2023.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto menyampaikan, pada tahun 2023 penerbitan surat utang korporasi hanya berada di kisaran Rp 130,8 triliun. Untuk itu, pada tahun ini, Pefindo memproyeksikan jumlahnya bisa lebih banyak dan meningkat yaitu di rentang Rp 148,15 triliun hingga Rp 169,05 triliun.
“Mungkin best case skenarionya atau titik tengah dari skenario kami sendiri, itu ada di angka Rp 155,46 triliun,” ujar Suhindarto dalam konferensi pers Pefindo, Selasa (13/2).
Suhidarto optimistis target tersebut bisa tercapai lantaran ada beberapa faktor positif yang mempengaruhi prospek penerbitan surat utang korporasi pada 2024. Adapun secara domestik, faktor pengaruhnya masih dari kondisi ekonomi dalam negeri, khususnya dari sisi kebutuhan refinancing bisa diproyeksikan dari surat utang jatuh tempo yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2023.
Baca Juga: Kebutuhan Refinancing Obligasi Tahun Ini Lebih Tinggi Ketimbang 2023
“Untuk surat utang yang jatuh tempo pada 2024 itu senilai Rp 153,1 triliun, di mana jumlahnya lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang hanya senilai Rp 126,9 triliun,” kata dia.
Kemudian, dia menyebutkan faktor lainnya yaitu, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan masih akan terjaga di kisaran 50% seiring dengan adanya penyelenggaraan Pemilu, sehingga terus akan menjaga konsumsi di level yang solid, dan akan mendorong penerbitan di tahun ini.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ada faktor lainnya, yaitu suku bunga yang masih akan dijaga tinggi untuk beberapa waktu mendatang. Pefindo melihat suku bunga Indonesia kemungkinan baru akan diturunkan di sekitar semester II-2024.
“Tak ketinggalan faktor lainnya yang cukup mempengaruhi penerbitan surat utang korporasi adalah aksi wait and see dari emiten yang cenderung menurun pada 2024,” ujar Suhidarto.
Menurutnya, dibandingkan dengan tahun 2023, di mana pada saat itu pelaku masih banyak yang bersikap wait and see, karena menanti siapa yang berkontestasi pada pemilu 2024 dan program yang diusung para calon.
Namun demikian, pada semester II 2024 diprediksi mulai akan mengalami kepastian atau certainlantaran Pelihan Umum (Pemilu ) telah usai dilaksanakan. Dengan begitu, kemungkinan besar semester II penerbitan akan lebih meningkat lagi.
Suhidarto menambahkan, prospek obligasi Indonesia masih akan menarik ke depannya, meskipun adanya sentimen Pemilu dan suku bunga The Fed. Adapun prospek cerah obligasi tahun ini, didasarkan pada gelaran pemilu sebelumnya, yang secara historis justru membawa pasar lebih bergairah.
Baca Juga: Pefindo: Perbankan Bakal Hati-Hati Serap Surat Utang BUMN Karya
Untuk diketahui, total penerbitan dari Januari hingga November 2023 sebesar Rp 120,6 triliun, dengan rincian diterbitkan oleh perusahaan BUMN total senilai Rp 36,07 triliun dan diterbitkan oleh perusahaan non-BUMN total senilai Rp 84,52 triliun.
“Angka tersebut terpantau lebih rendah sekitar 22,71% YoY dibandingkan Rp 156,04 triliun pada periode yang sama tahun 2022 lalu,” kata dia.
Adapun Pefindo menghimpun total penerbitan baru di bulan Desember 2023 sebesar Rp 11,03 triliun. Dengan demikian, total penerbitan surat utang korporasi nasional di tahun 2023 lalu sekitar Rp 131 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News