kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi akan Meningkat Pasca Pemilu 2024


Selasa, 13 Februari 2024 / 18:23 WIB
Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi akan Meningkat Pasca Pemilu 2024
ILUSTRASI. Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi tahun ini bisa mencapai Rp 148,15 triliun hingga Rp 169,05 triliun.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi penerbitan surat utang (obligasi) korporasi akan meningkat usai penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Peningkatan terutama terjadi pada semester II 2024. 

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto menjelaskan, hal itu lantaran ekonomi dan usaha masih akan mengalami ketidakpastian atau uncertainty pada semester I 2024 karena adanya Pemilu. Namun, kepastian akan makin jelas pada semester II 2024 usai Pemilu. 

“Dengan begitu, kemungkinan besar semester II penerbitan akan lebih meningkat lagi," ujar Darto dalam konferensi pers Pefindo, Selasa (13/2). 

Darto mengatakan, perusahaan yang cenderung bersikap wait and see juga diprediksi akan berkurang pada tahun ini dibandingkan pada tahun 2023 lalu. Lagi-lagi, hal ini dipicu oleh adanya kepastian hasil Pemilu 2024.

Baca Juga: Pefindo Proyeksi Penerbitan Olibgasi Korporasi Naik Jadi Rp 155 Triliun di 2024

“Sebenarnya saat ini bisa dibilang sudah certain (pasti), namun para pelaku usaha masih perlu melihat siapa yang akan memenangkan kontestasi Pemilu 2024. Karena ada banyak perbedaan mendasar dari kebijakan yang akan diusung ketiga pasangan calon (paslon) ketika terpilih nanti,” kata dia. 

Lebih lanjut, Darto menuturkan bahwa penerbitan obligasi korporasi pada tahun ini juga akan dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan refinancing. Selaras adanya peningkatan surat utang yang jatuh tempo mencapai Rp 153,1 triliun sepanjang 2024, dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 126,9 triliun.

Dia juga menyebutkan bahwa faktor pendorong lainnya yaitu, likuiditas lembaga keuangan yang semakin ketat. Dengan begitu, bunga pinjaman yang ditawarkan lebih mahal dan mendorong permintaan akan sumber pembiayaan alternatif, salah satunya yakni melalui penerbitan surat utang.

Baca Juga: Sentimen Pemilu Membayangi Lelang SUN Pekan Ini

"Utamanya dari surat utang korporasi yakni, dari sisi kebutuhan refinancing, bisa di-proxy-kan dari surat utang yang jatuh tempo lebih tinggi, jika dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Darto.

Untuk diketahui, Pefindo menargetkan penerbitan surat utang (obligasi) korporasi bisa naik pada tahun ini menjadi Rp 148,15 triliun hingga Rp 169,05 triliun, dengan titik tengah berada di Rp 155,46 triliun. Pada tahun lalu, penerbitan surat utang mencapai Rp 131 triliun.  

Sebagian besar penerbitan surat utang dilakukan oleh perusahaan non BUMN yang menyumbang penerbitan Rp 104,58 triliun sepanjang 2023. 

“Perusahaan BUMN hanya menyumbang penerbitan surat utang sebesar Rp 26,22 triliun sepanjang 2023,” pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×