kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.134   66,00   0,41%
  • IDX 7.090   106,44   1,52%
  • KOMPAS100 1.059   18,57   1,79%
  • LQ45 832   15,44   1,89%
  • ISSI 215   2,37   1,12%
  • IDX30 424   8,09   1,94%
  • IDXHIDIV20 511   9,36   1,87%
  • IDX80 121   2,07   1,75%
  • IDXV30 125   0,81   0,65%
  • IDXQ30 142   2,54   1,83%

Pefindo: Perbankan Bakal Hati-Hati Serap Surat Utang BUMN Karya


Rabu, 14 Februari 2024 / 08:32 WIB
Pefindo: Perbankan Bakal Hati-Hati Serap Surat Utang BUMN Karya
ILUSTRASI. Pefindo proyeksi penyerapan surat utang emiten BUMN Karya bakal tersendat


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasa traumatis tampaknya bakal tetap menyelimuti industri perbankan untuk menyerap surat utang yang diterbitkan perusahaan BUMN Karya dalam jangka menengah. Maklum, adanya kasus gagal bayar menjadi salah satu pemicunya.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai saat ini perbankan terutama yang berasal dari sektor swasta menjadikan sektor ini memiliki catatan khusus. Artinya, perlu ada pertimbangan yang ketat jika ingin membeli surat utang dari sektor tersebut.

“Tapi kalau yang bank-bank BUMN mungkin tetap akan support tapi tetap melihat kesehatan dari bank-bank itu sendiri,” ujar Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo, Danan Dito (13/2).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bukan berarti bank-bank swasta ini tidak akan sama sekali menyerap surat utang dari sektor BUMN Karya tersebut. Namun, bank swasta akan lebih jeli melihat prospek pertumbuhan sektor tersebut.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Mikro Non Subsidi Perbankan Melaju Kencang

Namun, Dito melihat untuk awal-awal ini ada kemungkinan minat perbankan untuk membeli surat utang dari sektor tersebut akan lebih terbatas. Karena kasus gagal bayar pasti menjadi catatan khusus.

“Jika memang dinilai prospeknya baik, mereka pasti juga akan masuk,” ujarnya.

Dito mengungkapkan untuk saat ini bank-bank ini masih menunggu upaya restrukturisasi dari beberapa surat utang yang saat ini masih berjalan seperti milik PT Waskita Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.

Adapun, ia menilai proses penyelesaian atas masalah tersebut akan menjadi tolak ukur bagi perbankan untuk membeli surat utang dari sektor tersebut atau tidak. Artinya, jika penyelesaiannya jelas, maka bukan tidak mungkin perbankan kembali tertarik.

“Ini akan jadi pertimbangan yang lebih baik ke depan, berarti kalau bermasalah penyelesaiannya seperti ini,” jelasnya.

Sebagai informasi, Pefindo mencatat penerbitan surat utang BUMN di sektor konstruksi sepanjang 2023 mencapai Rp 630,48 miliar. Secara rinci, surat utang dalam bentuk bond masih mendominasi senilai Rp 503,73 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×