kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,99   -29,74   -3.21%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan obligasi baik berdenominasi rupiah maupun dolar AS tetap menggeliat


Rabu, 17 Februari 2021 / 22:14 WIB
Penerbitan obligasi baik berdenominasi rupiah maupun dolar AS tetap menggeliat
ILUSTRASI. Pengunjung melintas dekat papan edukasi investasi di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi baik berdenominasi rupiah maupun dolar Amerika Serikat (AS) tetap menggeliat. Setidaknya, ada tujuh perusahaan lagi yang tengah bersiap menghelat aksi korporasi ini.

Namun, ada kecenderungan kenaikan kupon calon emisi tersebut. Untuk obligasi PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) misalnya. Produsen ban ini berencana menerbitkan obligasi atau surat utang US$ 270 juta dengan tenor hingga 2026. Kupon untuk emisi ini ditetapkan paling besar 9% per tahun.

Jika pemegang saham pada rapat umum pemegang saham (RUPS) 15 Maret nanti setuju dengan aksi korporasi ini, GJTL akan menggunakan surat utang baru ini untuk melunasi surat utang lama. Nilainya US$ 250 juta. Surat utang lama tersebut diterbitkan pada Agustus 2017 dan jatuh tempo Agustus 2022. Kupon dari emisi lama ini sebesar 8,37% per tahun.

PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) belum menentukan kupon emisi US$ 400 juta meski emiten perkebunan ini telah memperoleh persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi ini. Sedikit gambaran, obligasi lama senilai US$ 250 juta yang akan dilunasi dengan emisi baru tersebut memiliki kupon 7% dan akan jatuh tempo pada 2023.

Baca Juga: BEI kantongi 10 obligasi korporasi dalam pipeline, nilainya Rp 10,5 triliun

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sebelumnya telah mencatatkan medium term notes (MTN) US$ 100 juta atau setara Rp 1,06 triliun. MTN ini memiliki tenor hingga 2026 dengan kupon 6% per tahun.

Kupon tersebut lebih mahal dibanding MTN lama yang akan CTRA lunasi dengan MTN baru, yakni 4,85%. Adapun nilai MTN lama sebesar US$ 150 juta dan jatuh tempo September tahun ini. 

Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mencermati, kupon obligasi belakangan ini memang tidak bisa dibilang rendah. Apalagi, jika dibanding dengan suku bunga yang berada dalam tren penurunan. "Penurunan suku bunga tidak langsung membuat kupon obligasi korporasi turun," ujar Wawan kepada KONTAN belum lama ini.

Menurut Wawan, kupon yang juga tidak bisa dibilang murah saat ini wajar. "Investor minta kupon lebih tinggi untuk mengompensasi risiko kredit yang meningkat," imbuhnya.

Pandemi memang membuat likuiditas emiten tertekan. Kondisi ini bahkan membuat sejumlah emiten mendapat peringkat atau rating kurang menarik dari lembaga pemeringkat.

Selanjutnya: Penerbitan emisi obligasi diyakini akan tetap ramai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×