Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) membuka kesempatan bagi pelaku pasar untuk memberikan masukan terkait usulan saham untuk masuk ke indeks untuk tinjauan periode Mei 2025. Masukan tersebut ditunggu hingga 20 Juni 2025 dan keputusan finalnya akan diumumkan pada 11 Juli 2025.
Saat ini, MSCI sedang mempertimbangkan perubahan metodologi, termasuk aturan baru. Yakni, saham Indonesia yang masuk Unusual Market Activity (UMA) atau papan pemantauan (Kriteria 10) dalam 12 bulan terakhir tidak akan dipertimbangkan untuk masuk indeks.
Analis sekaligus VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menilai bahwa ketentuan pemilihan konstituen dalam indeks MSCI ke depannya akan menjadi lebih ketat.
Meski tidak secara tegas mengecualikan emiten yang masuk daftar pengawasan khusus (FCA) atau terkena Unusual Market Activity (UMA), keberadaan dalam kategori tersebut menjadi sentimen negatif. Hal ini terutama berdampak pada saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu yang sudah dinyatakan MSCI tidak masuk ke indeks untuk periode Mei yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan saham PT Petrosea Tbk (PTRO).
"Kami melihat ini menjadi langkah MSCI untuk memilih konstituen yang lebih stabil dan transparan dalam perdagangan saham di pasar. Hal ini juga akan berdampak ke emiten lain yang ingin masuk ke dalam MSCI," kata Audi kepada Kontan, Minggu (13/4).
Baca Juga: MSCI Umumkan Tiga Saham Ini Tak Masuk Indeks, Begini Efeknya ke IHSG
Selain itu, Audi juga khawatir adanya potensi penurunan bobot atau weighted allocation saham Indonesia dalam indeks MSCI, yang bisa dialihkan ke negara lain seperti China atau India.
Kondisi ini tentu akan mengurangi eksposur emiten Indonesia di pasar global serta mempersempit peluang arus dana masuk atau inflow yang mendorong likuiditas saham domestik.
Ia pun menyarankan investor untuk mulai menyesuaikan strategi dengan arah kebijakan MSCI di tengah meningkatnya volatilitas pasar. Artinya, memilih aset yang lebih solid dan transparan, tidak terkena UMA maupun masuk dalam FCA menjadi strategi penting ke depan.
Direktur PT Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, menilai pengumuman terbaru dari MSCI menjadi sentimen negatif bagi pergerakan saham-saham dalam grup konglomerasi Prajogo Pangestu. Ia memperkirakan saham-saham tersebut berpotensi tertekan pada perdagangan Senin (14/4).
Padahal, lanjut Daniel, secara besaran transaksi, ketiga saham tersebut sebenarnya telah memenuhi kriteria.
Namun, fokus MSCI kini lebih menitikberatkan pada struktur kepemilikan saham. MSCI menilai masih terdapat konsentrasi kepemilikan yang terafiliasi, sehingga berdampak pada perhitungan free float market cap versi mereka. Hal inilah yang menyebabkan ketiga saham tersebut gagal masuk ke dalam konstituen MSCI.
Melihat sentimen ini, Daniel menyarankan agar investor lebih baik wait and see.
Di sisi lain, Daniel juga menyoroti soal aturan baru dari MSCI akan menyulitkan saham-saham di Indonesia masuk ke indeks tersebut.
"Efeknya ke IHSG ya volatilitas harga kemungkinan akan berkurang. Level IHSG dalam jangka pendek berada di kisaran 5.800-6.600," tambahnya.
Baca Juga: Catat! 3 Saham Ini Dipastikan Tidak Akan Masuk Indeks MSCI Mei 2025
Rekomendasi Saham
Audi merekomendasikan sejumlah saham dengan analisis teknikal untuk saham PTRO, CUAN dan BREN:
1. PTRO
Rekomendasi: Speculative buy
Support: Rp 1.975
Resistance: Rp 2.800
2. CUAN
Rekomendasi: Speculative buy
Support: Rp 4.960
Resistance: Rp 7.500
3. BREN
Rekomendasi Speculative buy
Support: Rp 4.650
Resistance: Rp 6.000
Selanjutnya: SSIA Bukukan Pertumbuhan Signifikan, Siap Tancap Gas Tahun Ini
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok 14-15 April, Siaga Hujan Sangat Lebat di Daerah Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News