Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Analis Erdhika Elit Sekuritas, Regina Fawziah juga melihat kinerja ASII di semester pertama tahun ini sesuai dengan ekspektasinya. Untuk bottom line ASII yang turun terbilang wajar karena di periode yang sama tahun lalu, ASII masih membukukan laba dari penjualan investasi di Bank Permata.
Sementara, hingga tutup tahun nanti kedua analis sepakat sektor agribisnis akan menjadi penopang pendapatan ASII. Sebabnya, harga komoditas masih diproyeksikan akan terus membaik hingga akhir tahun.
Selain agribisnis, sektor otomotif juga dinilai masih akan berkontribusi besar. Hanya saja, keduanya sepakat bahwa dengan adanya aturan PPKM darurat yang kembali diperpanjang akan mempengaruhi daya beli sekalipun adanya relaksasi PPnBM.
"Karena pada kuartal III, kasus Covid-19 masih cenderung fluktuatif dan masih tinggi kasus hariannya. Dengan adanya penurunan kasus Covid-19 kemudian laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat minimal pada kuartal keempat 2021 pendapatan ASII dari sisi otomotif bisa kembali meningkat," terang Regina.
Baca Juga: Pendapatan Astragraphia (ASGR) terkoreksi 13,46% pada semester I 2021
Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menambahkan, dari sisi laba bersih sendiri penurunan yang dibukukan ASII laba divestasi BNLI tahun lalu. "Kami melihat pertumbuhan laba di kuartal kedua 2021 didorong oleh pemulihan penjualan otomotif dan kontribusi laba yang lebih tinggi oleh UNTR akibat harga komoditas yang naik kemungkinan akan berlanjut ke depan," paparnya.
Untuk tahun ini, Sucor Sekuritas memproyeksikan laba ASII bisa mencapai Rp 17,5 triliun. Edward merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga Rp 7.000.
Menurut Edward, secara valuasi, ASII sangat menarik dengan 10x price to earnings ratio, terendah dalam 10 tahun terakhir. Senada, Nico juga merekomendasikan beli ASII dengan target harga Rp 6.500 per saham.
Selanjutnya: Pendapatan Astra International (ASII) meningkat 19,6% di semester pertama 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News