kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Tower Bersama 2017 mencapai Rp 4,02 triliun


Rabu, 21 Maret 2018 / 13:18 WIB
Pendapatan Tower Bersama 2017 mencapai Rp 4,02 triliun
ILUSTRASI. Perawatan menara Tower Bersama


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG ) sepanjang tahun lalu mencatatkan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 4,02 triliun dan Rp 3,49 triliun.

Marjin EBITDA meningkat menjadi 86,9% sepanjang tahun lalu. Jika hasil triwulan keempat 2017 disetahunkan, maka total pendapatan perseroan mencapai Rp 4,19 triliun dan EBITDA mencapai Rp 3,63 triliun.

Per 31 Desember 2017, TBIG memiliki 23.018 penyewaan dan 13.509 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 13.461 menara telekomunikasi dan 48 jaringan DAS. Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 22.970, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) menjadi 1,71.

“Kami mengumumkan tahun pertumbuhan organik yang sangat baik, di mana kami menambahkan 3.009 penyewaan gross yang terdiri dari 925 site telekomunikasi dan 2.084 kolokasi. Penambahan yang signifikan pada penyewa kolokasi telah meningkatkan rasio kolokasi (tenancy ratio) dari 1,63 pada kuartal IV-2016 menjadi 1,71 di kuartal IV-2017," kata Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG dalam siaran pers, Rabu (21/3).

Ia menambahkan, kontrak jangka panjang dari operator telekomunikasi yang terjamin, memastikan arus kas yang kuat dan meningkat. Hal ini memungkinkan pihaknya melanjutkan inisiatif pengembalian untuk pemegang saham. Perusahaan berencana mengusulkan pembagian dividen tahun buku 2017 kurang lebih Rp 650 miliar-Rp 750 miliar pada RUPS Tahunan 2018 mendatang.

Selain itu, perusahaan tetap aktif melakukan pembelian kembali saham pada saat run-rate EV/EBITDA multiple berada di bawah kisaran target. "Berdasarkan EBITDA triwulan keempat 2017 yang disetahunkan (run-rate EBITDA), dan saldo total pinjaman bersih (net debt) kuartal keempat 2017 dan kapitalisasi pasar yang telah disesuaikan dengan saham treasury sebesar 1,89% yang dimiliki per akhir Desember 2017), maka run-rate EV/EBITDA adalah sebesar 11,9x berdasarkan harga saham Rp 5.700,” papar Hardi.

Per 31 Desember 2017, total pinjaman perseroan, di mana pinjaman dalam dollar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 18,35 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 12,41 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 407 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 17,95 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) menjadi Rp 12 triliun.

Rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA triwulan keempat 2017 yang disetahunkan adalah 3,3x, dan rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA triwulan keempat yang disetahunkan adalah 4,9x. TBIG masih memiliki ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan covenant yang disyaratkan oleh fasilitas bank dan surat utang.

Helmy Yusman Santoso, CFO TBIG mengatakan, kinerja perseroan tahun 2017 telah mengadopsi perubahan kebijakan akuntansi terkait dengan PSAK 16 dan juga perubahan peraturan pajak pendapatan perusahaan. Perubahan ini tidak ada pengaruhnya terhadap pendapatan dan EBITDA dan tidak akan mengubah perhitungan utang dan covenant perseroan.

“Kami terus mematuhi strategi konservatif kami untuk melindung nilai seluruh utang kami dengan lindung nilai yang sesuai dengan jatuh tempo utang sehingga pergerakan dalam rupiah akhir-akhir ini tidak memiliki dampak buruk pada bisnis atau keuangan kami. Kreditur kami tetap merasa nyaman dengan tingkat leverage kami pada 4,9x rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA triwulan keempat yang disetahunkan," kata Helmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×