kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Enam emiten ini harus bayar utang obligasi pada September 2019


Jumat, 09 Agustus 2019 / 11:20 WIB
Enam emiten ini harus bayar utang obligasi pada September 2019


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam emiten memiliki utang jatuh tempo obligasi pada September 2019. Emiten tersebut antara lain bergerak di sektor telekomunikasi, energi, jasa dan konstruksi. Apabila ditotal, jumlah utang obligasi yang jatuh tempo mencapai Rp 3,56 triliun. 


1. PT Indosat Tbk (ISAT

ISAT harus membayar utang obligasi sebesar Rp 1,05 triliun pada 2 September 2019. ISAT menerbitkan obligasi Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 seri B ini pada September 2016 dengan bunga tetap 8%.  

Dalam laporan keuangan ISAT dijelaskan utang obligasi tersebut ditujukan untuk membiayai frekuensi, biaya izin, pengeluaran modal, pembelian Base Station System (BSS), pembelian kembali obligasi dan pelunasan pinjaman. 

Baca Juga: Yuk, Cari Reksadana Yang Tepat Saat Kondisi Pasar Bergejolak premium


2. PT Jasa Marga Tbk (JSMR

JSMR harus membayar utang obligasi pada 19 September 2019 sebesar Rp 1 triliun. JSMR menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap II Tahun 2014 seri T pada 22 September 2014 dengan bunga tetap 9,85%. 

Tujuan penerbitan obligasi ini adalah sekitar 70% digunakan untuk pelunasan Obligasi Berkelanjutan I Jasa Marga Tahap I Tahun 2013 seri S-A, sisanya sekitar 30% digunakan untuk pembayaran pinjaman kredit modal kerja perusahaan. 


3. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC

MEDC memiliki utang obligasi yang jatuh tempo pada 30 September 2019 sebesar Rp 549 miliar. MEDC menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2016 Seri A dengan suku bunga tetap 10,8% pada 3 Oktober 2016. 

Dana hasil emisi obligasi tersebut di antaranya 60% untuk pembayaran sebagian seluruh utang dari penerbitan obligasi berkelanjutan I Tahap II Tahun 2013 dan sisanya untuk belanja modal. 

Baca Juga: Laba tertekan, saham Medco Energi Internasional (MEDC) masih bisa jadi pilihan


4. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI

MAPI memiliki utang sebesar Rp 200 miliar yang jatuh tempo pada 19 September 2019. MAPI menerbitkan obligasi Berkelanjutan I Mitra Adiperkasa Tahap III Tahun 2014 seri B pada 22 September 2014 dengan suku bunga tetap 10,9%. 

Berdasarkan data Kontan, saat menerbitkan, MAPI berencana memanfaatkan dana hail obligasi tersebut untuk pembiayaan kembali alias refinancing. Obligasi ini merupakan sisa dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi I Tahun 2012 senilai Rp 1,5 triliun. 


5. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)

Emiten yang bergerak di sektor jasa ini memiliki utang obligasi sebesar Rp 250 miliar yang jatuh tempo pada 29 September 2019. Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2016 Seri A ini diterbitkan perseroan pada 30 September 2016 dengan suku bunga tetap 8,1%. 

Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, PJAA menggunakan dana hasil obligasi tersebut sekitar 60% untuk pembangunan usaha dalam bidang rekreasi dan sisanya untuk pengembangan properti. Adapun pengembangan rekreasi yaitu pengembangan dan pemeliharaan DUnia Fantasi, Kawasan Pantai, Seaworld Ancil, Ocean Dream Samudra, Atlantis Water Adventure dan Pasar Seni melalui penyertaan modal pada anak perusahaan Taman Impian Jaya Ancol.

Baca Juga: FKS Food and Ingredients Bakal Ambil Saham Baru Tiga Pilar (AISA) premium


6. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA

SSIA harus melunasi utang obligasi sebesar Rp 510 miliar yang jatuh tempo pada 22 September 2019. Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2016 seri A tersebut diterbitkan SSIA pada  23 September 2016 dengan suku bunga tetap 9,87%. 

Berdasarkan penelusuran Kontan, manajemen SSIA saat itu berencana menggunakan dana hasil obligasi sekitar 90% untuk pemberian pinjaman ke anak usaha yaitu PT Suryacipta Swadaya untuk mempercepat proses akuisisi tanah di Subang, Jawa Barat. 

Pembelian tanah tersebut dilakukan melalui pembelian langsung kepada masyarakat umum yang tidak memiliki hubungan dengan perseroan. Tanah tersebut untuk pengembangan Suryacipta Swadaya yang merupakan pengembang dan pengelola kawasan Industri sehubungan dengan rencana melakukan perluasan usaha ke daerah baru untuk melengkapi daerah Karawang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×