kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba tertekan, saham Medco Energi Internasional (MEDC) masih bisa jadi pilihan


Jumat, 09 Agustus 2019 / 07:25 WIB
Laba tertekan, saham Medco Energi Internasional (MEDC) masih bisa jadi pilihan


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan tarif pajak (tax rate) membuat kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk kurang mumpuni. Tekanan bagi perusahaan yang memiliki kode emiten MEDC ini juga bertambah lantaran harga komoditas seperti minyak dan gas cenderung turun. Namun, para analis tetap optimistis kinerja perusahaan ini bakal positif setelah konsolidasi dengan Ophir di semester II-2019.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan MEDC di semester 1 tumbuh 8,12% jadi US$ 625,56 juta. Namun, laba bersih perusahaan ini malah anjlok 32,77% menjadi US$ 27,86 juta pada akhir Juni lalu. Padahal di periode Januari-Juni 2018, laba bersih anggota indeks KOMPAS100 ini masih sebesar US$ 41,44 juta. 

Baca Juga: Usai Akuisisi Pertagas, PGAS Berencana Merilis Obligasi Global premium

Menurut Analis Sucor Sekuritas Hasan, penurunan laba bersih perusahaan terjadi karena tingginya tarif pajak di paruh pertama tahun ini. Mengutip riset yang dirilis 5 Agustus lalu, tax rate MEDC di semester I-2019 mencapai 76,4%. Angka ini lebih tinggi ketimbang tarif pajak perusahaan ini di periode yang sama tahun lalu sebesar 65,3%. 

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dalam risetnya menambahkan, tekanan bagi MEDC juga berasal dari beban bunga. Lalu ada kerugian non tunai yang mayoritas berasal dari perusahaan patungannya, yakni Amman Mineral. "Jika mengeluarkan kerugian dari Amman, laba bersih perusahaan bisa mencapai US$ 54 juta," jelas dia. 

Baca Juga: Laba Medco (MEDC) Bakal Naik Setelah Konsolidasi Ophir, Ini Hitungan Hilmi Panigoro premium

Konsolidasi Ophir

Memasuki semester dua, Hasan menilai potensi kinerja MEDC bakal lebih ciamik. Hal ini antara lain ditopang konsolidasi dengan kinerja Ophir, yang membuat bisnis minyak dan gas MEDC lebih solid.  "Produksi dari Blok A di Aceh stabil di level 52-53 billion British thermal unit per hari," kata Hasan. 

Apalagi, pekerjaan pengembangan minyak di Bualuang, Thailand, sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Pengeboran minyak diperkirakan bisa dimulai pada kuartal IV-2019. Begitu juga untuk proyek Meliwis pada pengembangan gas di Jawa Timur, yang perkembangannya sudah 38% dan diharapkan berproduksi pada kuartal II-2020.

Baca Juga: Bakal terdepak dari indeks IDX30, begini pergerakan harga saham MEDC

Karena itu, Hasan memprediksi pendapatan perusahaan ini di akhir tahun bisa mencapai US$ 1,43 miliar dengan laba bersih US$ 58 juta. Hal ini membuat Hasan merekomendasikan hold bagi saham MEDC, dengan target harga Rp 750 per saham. 

Sementara itu, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menuturkan, harga minyak dan gas cenderung turun di paruh kedua juga membuat kinerja tertekan. "Jika dibandingkan tahun lalu, harga rata-rata minyak tahun ini ada di US$ 57,26 per barel. Sedangkan tahun lalu harga berada di level US$ 64,54 per barel," kata dia, Jumat (8/8). 

Namun dia masih merekomendasikan buy on weakness MEDC dengan target harga Rp 925 per saham. Arief pun menyarankan beli MEDC dengan target harga Rp 1.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×