kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) naik jadi Rp 16,7 triliun di kuartal I 2019


Senin, 29 April 2019 / 17:42 WIB
Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) naik jadi Rp 16,7 triliun di kuartal I 2019


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) membukukan kinerja positif selama tiga bulan pertama tahun 2019. Corporate Affair Director AMRT Solihin mengatakan, sepanjang kuartal I 2019 pihaknya membukukan pendapatan konsolidasi dengan anak usaha lainnya sebesar Rp 16,7 triliun atau naik 14% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 14,67 triliun. 

Sementara laba bersih secara konsolidasi juga tercatat naik signifikan 69% dari Rp 120,7 miliar menuju Rp 204,7 miliar. 

"Kenaikan kinerja ini merupakan hasil dari peningkatan penjualan toko-toko kami. Kalau untuk Alfamart sendiri pada kuartal I ini membukukan pendapatan sebesar Rp 14 triliun dan laba bersihnya sebesar Rp 200 miliar. Itu kalau tak digabung dengan kontribusi anak usaha lainnya ya," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (29/4).

Untuk tahun 2019 ini, ia mengungkapkan bahwa AMRT mematok pertumbuhan omset penjualan sebesar 10% atau menjadi Rp 73,49 triliun dibanding perolehan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 66,81 triliun.

Selain itu, Solihin bilang AMRT juga berencana untuk membuka 800 gerai di tahun 2019. Dengan rata-rata penjualan per gerai (SSSG) mencapai 5% pada 2019. 

"Cuma saat ini kita masih evaluasi terus menerus atas toko-toko yang ada karena mungkin ada yang masa sewanya bakal habis. Kalau sewanya habis ada beberapa kemungkinan, pemiliknya bisa saja tak mau perpanjang sewa, atau pemiliknya minta kenaikan harga sewa, itu yang kita sebut sebagai evaluasi," paparnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jika dalam perhitungannya nanti, ternyata dari evaluasi tak bisa diperpanjang, tentu kita tak bisa memaksa untuk perpanjang sewa gerainya. "Lalu bila sewanya ternyata naik tinggi dan kita hitung secara bisnisnya kurang menguntungkan tentunya kita juga tak akan perpanjang sewa," tambahnya.

Untuk kebutuhan ekspansi tahun ini, AMRT menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun. "Sumbernya masih dari kas internal karena sejauh ini kami belum ada rencana keluarkan obligasi. Dananya akan digunakan untuk penyewaan tempat bagi gerai baru dan juga untuk memperpanjang masa sewa atas gerai-gerai lama," imbuhnya.

Meskipun demikian, Solihin bilang, untuk penambahan gerai baru, pihaknya selalu melihat potensi dari masing-masing daerah. "Di daerah yang sudah ada banyak gerainya, bakal kita tambah. Dan yang masih sedikit gerainya juga akan kita buka lagi. Tapi untuk daerah baru, kita akan lihat, apakah daerahnya cukup potensial atau tidak dan pemerintah daerah juga memberi ijin atau tidak," ujarnya.

Solihin memberikan contoh, misalnya di wilayah Aceh, gerai milik AMRT belum banyak di sana. "Maka kita akan terus gali potensi di sana. Kalau Jabotabek kan rata-rata sudah banyak. Dan tentu pangsa pasar sudah terbagi karena ada juga pemain-pemain bisnis yang lain. Maka kita akan terus eksplorasi beberapa daerah yang akan jadi ekspansi baru, tapi penambahan gerainya masih akan terbatas," terang dia.

Ia menyebutkan, wilayah-wilayah di Aceh seperti Lhokseumawe, Langsa, Banda Aceh dan Aceh Utara akan menjadi target penambahan gerai baru AMRT di tahun ini. "Tapi bukan hanya Aceh saja. Ada juga wilayah lainnya seperti Lampung, Bengkulu, Palembang dan Medan. Tapi bukan berarti daerah Jawa kita abaikan ya. Kita juga akan terus kembangkan di sini," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×