Reporter: Aloysius Brama | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu emiten di sektor keuangan PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) mencatatkan kerugian pada tahun 2018 lalu. Joel Hogarth, CEO PT Reliance Capital Management perusahaan holding Reliance Sekuritas menyebutkan kerugian itu lantaran perusahaan harus melakukan sejumlah write-off pada tahun 2018 lalu.
Tak tanggung-tanggung, penghapusan pinjaman nasabah yang tidak dibayar oleh RELI mencapai Rp 22 miliar. Jumlah tersebut, kata Joel merupakan sejumlah dana yang tidak kembali dalam rentang waktu 2016 hingga 2018. Akibatnya, perusahaan sekuritas tersebut harus mengalami kerugian hingga Rp 14,17 miliar pada tahun lalu.
Menurut Joel, bila perusahaan tidak menanggung penghapusan dana pinjaman yang tidak kembali itu, maka RELI berpotensi mendapatkan keuntungan sebesar Rp 8 miliar. “Namun kami harus lakukan write off dulu tahun lalu agar kinerja kami kembali baik,” tutur Joel dalam acara penandatanganan kerja sama Reliance Capital Management dengan Finnet Indonesia, Senin (29/4) di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Selain melakukan write-off, untuk memulihkan kinerjanya, perusahaan melakukan perombakan jajaran direksi RELI. Pada akhir tahun 2018 lalu, tepatnya bulan Oktober, Wilson Sofan serta Very Wijaya masuk menempati posisi direktur.
Menurut Joel, pergantian direksi itu merupakan langkah yang tepat. Sebab, sejak itu pula market share RELI mengalami pertumbuhan yang ia nilai memuaskan. “Baru 7 bulan, market share kami ada di kisaran 6%. (Jumlah itu) kira-kira tumbuh sebesar 2,44%. Melihat kinerja itu, saya yakin tahun ini profitable,” jelasnya kepada awak media.
Meski begitu Joel tidak mau menyebutkan berapa target laba yang bisa diperoleh serta pendapatan yang diraup pada tahun ini. “Kita belum mau sesumbar. Kita masih realistis sambil melihat bagaimana kinerjanya nanti,” katanya.
Pada tahun 2018, perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki PT Reliance Capital Management itu meraih pendapatan sebesar Rp 21,84 miliar. Jumlah tersebut merosot sebesar 68,8% bila dibanding pendapatan tahun 2017. Hal tersebut lantaran pada tahun 2017, pendapatan perusahaan mencapai Rp 36,8 miliar.
Sedangkan dari sisi bottom line, perusahaan masih mengalami kerugian sebesar Rp 14,17 miliar. Namun jumlah tersebut lebih baik bila dibanding kerugian tahun 2017 yang mencapai Rp 20,90 miliar.
Pergerakan saham RELI sendiri juga cenderung kurang memuaskan. Berdasarkan data RTI hingga berita ini ditulis, harga saham RELI anteng di level 230.
Meski begitu secara kumulatif, saham RELI sendiri tumbuh sebesar 5,50% secara year to date (ytd). Dalam periode yang sama volume transaksi saham RELI sebesar 14,9 juta saham dengan frekuensi transaksi sebesar 1.088 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News