Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kemerosotan harga komoditas batubara, PT Samindo Resources Tbk masih mampu mempertahankan kinerjanya.
Tahun lalu, emiten dengan kode saham MYOH ini membukukan pendapatan US$ 254,45 juta atau naik 5,5% dari pendapatan pada 2018.
Pendapatan terbesar masih disumbang oleh jasa pemindahan tanah dan pengambilan batu bara (Overburden removal and coal getting) dengan kontribusi US$ 189,53 juta atau 74,48% dari total pendapatan konsolidasian.
Baca Juga: Begini efek virus corona terhadap aktivitas bisnis Samindo Resources (MYOH)
Sementara pendapatan jasa pengangkutan batu bara berkontribusi US$ 62,83 juta atau 24,7%.
Adapun PT Kideco Jaya Agung menjadi satu-satunya pelanggan yang memiliki nilai transaksi lebih dari 10% dari pendapatan konsolidasian, yakni US$ 239,14 juta atau hampir 94% dari total pendapatan MYOH pada 2019.
Naiknya pendapatan mendorong kenaikan biaya pokok pendapatan, yang naik 11,4% menjadi US$ 212,68 juta. Selain itu, beban umum dan administrasi juga naik menjdi US$ 9,1 juta.
Baca Juga: Samindo Resources (MYOH) berminat ikut tender proyek EBT lagi tahun ini
MYOH juga mendapatkan selisih keuntungan kurs sebesar US$ 1,22 juta setelah pada tahun 2018 menanggung selisih kerugian kurs senilai US$ 1,77 juta.
Dus, MYOH mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 26,07 juta. Realisasi ini turun 15,62% dari laba bersih tahun 2018 yang mencapai US$ 30,89 juta.
Baca Juga: Kinerja operasional emiten jasa pertambangan batubara bervariasi di tahun lalu
Per 31 Desember 2019, laba per saham dasar MYOH juga turun dari US$ 0.0140 menjadi US$ 0.0118.
Per 31 Desember 2019, jumlah liabilitas emiten konstruksi pertambangan ini sebesar US$ 37,88 juta sementara jumlah ekuitas mencapai US$ 122,29 juta. Dus, jumlah aset MYOH tahun lalu mencapai US$ 160,18 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News