kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.294   -199,00   -1,24%
  • IDX 7.013   -94,50   -1,33%
  • KOMPAS100 1.046   -17,77   -1,67%
  • LQ45 821   -12,85   -1,54%
  • ISSI 213   -2,95   -1,37%
  • IDX30 419   -6,89   -1,62%
  • IDXHIDIV20 506   -7,41   -1,44%
  • IDX80 119   -1,98   -1,64%
  • IDXV30 125   -1,92   -1,51%
  • IDXQ30 140   -2,02   -1,43%

Pendapatan Landai, Barito Pacific (BRPT) Tetap Ekspansi Sambil Jaga Laba


Kamis, 09 November 2023 / 16:20 WIB
Pendapatan Landai, Barito Pacific (BRPT) Tetap Ekspansi Sambil Jaga Laba
ILUSTRASI. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mampu mendongkrak laba, meski pendapatan masih melandai.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mampu mendongkrak laba, meski pendapatan masih melandai. Lewat anak usahanya, emiten induk milik taipan Prajogo Pangestu ini juga tetap gencar menggelar ekspansi.

Sepanjang sembilan bulan 2023, BRPT mengantongi pendapatan sebesar US$ 2,11 miliar. Pendapatan BRPT merosot 10,97% dibanding capaian per September 2022 yang kala itu menyentuh US$ 2,37 miliar. 

Secara bottom line BRPT mampu meraih laba bersih US$ 35,84 juta hingga September 2023. Meroket 217,45% dibandingkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per September 2022 senilai US$ 11,29 juta.

Head of Investor Relations Barito Pacific Pandu Anugerah mengungkapkan, penurunan pendapatan BRPT sejalan dengan harga jual rata-rata pada segmen petrokimia yang masih landai, akibat gangguan keseimbangan pasokan dan permintaan global. Mengimbangi kondisi tersebut, Barito Grup pun menggenjot perbaikan dari sisi operasional.

Baca Juga: BRPT, TPIA, ESSA Hingga CHEM, Emiten Kimia Meramu Formula Untuk Memulihkan Kinerja

Langkah itu dilakukan demi menjaga raihan laba dan EBITDA agar tetap sehat. Dalam periode sembilan bulan pertama 2023, margin EBITDA BRPT mencapai level 20,1%. Lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan posisi 14,5%.

"Meskipun pendapatan yang lebih rendah, pemulihan operasional di segmen petrokimia dan segmen geothermal yang stabil memungkinkan kami mencatat pertumbuhan EBITDA sembilan bulan 2023 yang lebih kuat," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Selasa (7/11).

Bersamaan dengan itu, BRPT tetap gencar menggelar ekspansi melalui anak usahanya di segmen petrokimia dan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi. Yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Sejak awal tahun 2023, TPIA getol menggelar ekspansi dan akusisi. Misalnya dengan merampungkan akuisisi pada segmen infrastruktur dengan membeli PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI), dua entitas usaha dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).

Dalam catatan Kontan.co.id, TPIA mencaplok sebanyak 70% saham KDL dan 49% saham KTI dari anak usaha KRAS, PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI). Nilai total dari akuisisi ini mencapai Rp 3,24 triliun.

Pandu bilang, akuisisi KDL dan KTI untuk mendukung bisnis inti petrokimia dan memberikan sinergi pada unit-unit bisnis di area operasi TPIA. Selain itu, TPIA juga rajin menjalin kerja sama untuk menggenjot ekspansi dan diversifikasi produk.

Terbaru, TPIA melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali (CAA) telah meneken Letter of Intent (LoI) bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Kerjasama ini dalam rangka mendukung pengembangan industri hulu aluminium dan percepatan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) domestik.

TPIA juga menggarap Pabrik Chlor Alkali plant yang akan memproduksi lebih dari 400.000 metrik ton per tahun caustic soda (dikenal juga sebagai sodium hydroxide) dan 500.000 metrik ton per tahun ethylene dichloride (EDC). 

Baca Juga: Mayoritas Kinerja Emiten Industri Kimia Tertekan, Cermati Rekomendasi Analis

"Inisiatif ini juga selaras dengan strategi utama ekspansi dan diversifikasi," kata Pandu.

Di segmen panas bumi, dalam waktu dekat Barito Grup akan menyelesaikan proyek Binary Power Plant Salak dengan kapasitas sebesar 14 Megawatt (MW). "Kami terus berupaya untuk meningkatakan kapasitas di area yang sudah beroperasi dan pengembangan panas bumi melalui kegiatan eksplorasi pada dua wilayah kerja," tandas Pandu.

Adapun untuk menopang sejumlah agenda usahanya, sampai akhir tahun 2023 BRPT mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar US$ 50 juta - US$ 100 juta untuk segmen petrokimia dan panas bumi. Sementara itu, dari sisi pergerakan saham, laju BRPT masih cukup kencang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×