Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Di awal tahun ini, pasar properti belum bisa bangkit. Sejumlah emiten properti bahkan mencatatkan penurunan kinerja selama kuartal pertama tahun ini.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), misalnya, membukukan pendapatan Rp 2,5 triliun di kuartal I-2017. Angka ini menyusut 2% dibandingkan pendapatan di kuartal I-2016. Bahkan laba bersihnya tergerus 54% year-on-year (yoy) menjadi Rp 142,67 miliar.
Manajemen LPKR menyebutkan, laju bisnis properti di awal tahun ini melemah karena masyarakat masih enggan membeli properti. "Ini disebabkan program amnesti pajak masih berjalan dan pemilihan kepala daerah serentak di 101 provinsi," ungkap Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur LPKR, dalam keterbukaan yang ada di BEI, Selasa (2/5).
Tak hanya LPKR, emiten lainnya juga mencatatkan penurunan pendapatan. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan penurunan laba bersih sebesar 35,96% (yoy) menjadi Rp 347,88 miliar. Kemudian laba bersih PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) merosot 66,60% (yoy) menjadi Rp 176,15 miliar.
Meski demikian, ada pula emiten yang meraih pertumbuhan pendapatan, seperi PT PP Properti Tbk (PPRO). Pada kuartal I-2017, laba bersih anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini tumbuh tipis 0,61% (yoy) menjadi Rp 91,18 miliar.
Pencapaian PPRO sejalan dengan pendapatannya yang meningkat 5,60% (yoy) menjadi Rp 563,57 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Analis NH Korindo Sekuritas Bima Setiaji menilai, selama kuartal pertama tahun ini, kinerja kebanyakan emiten properti belum pulih. Kondisi ini lantaran permintaan properti masih melemah.
"Pendapatan emiten properti berpeluang meningkat, seiring rampungnya program amnesti pajak dan pilkada. Apalagi, makro ekonomi Indonesia terus membaik," ungkap Bima kepada KONTAN, belum lama ini.
Pencapaian pendapatan pra penjualan (marketing sales) emiten properti juga belum membaik. Salah satu pemicunya, ujar Bima, lantaran harga rumah second masih rendah, sehingga menahan marketing sales emiten properti.
Bima merekomendasikan buy sejumlah saham properti yang masih prospektif. Di antaranya BSDE dengan target Rp 2.290 per saham, CTRA dengan target Rp 1.410 per saham dan PWON dengan target Rp 740 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News