CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.947   -51,00   -0,32%
  • IDX 7.219   4,46   0,06%
  • KOMPAS100 1.104   1,73   0,16%
  • LQ45 878   2,09   0,24%
  • ISSI 218   0,18   0,08%
  • IDX30 449   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 542   2,07   0,38%
  • IDX80 127   0,23   0,18%
  • IDXV30 136   0,49   0,36%
  • IDXQ30 150   0,41   0,28%

Pendapatan dan laba turun, ini kata Forza Land (FORZ)


Jumat, 21 Juni 2019 / 20:10 WIB
Pendapatan dan laba turun, ini kata Forza Land (FORZ)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) sempat membukukan pendapatan dan laba yang menyusut signifikan. Hal ini disebabkan beberapa faktor, mulai dari lesunya kondisi properti di Indonesia hingga investor properti yang berhati-hati.

Melansir laporan keuangan tahunan 2018, laba bersih FORZ merosot hingga 73,29% year on year (yoy) menjadi Rp 2,26 miliar. Begitu juga dengan pendapatan yang turun 81,87% yoy dari Rp 9,16 miliar pada 2017 menjadi Rp 1,66 miliar.

Direktur Utama FORZ Patris Jasur menjelaskan laba bersih bisa menyusut karena metode pengakuan pendapatan dan laba pada laporan keuangan properti sesuai dengan progres fisik, bukan serta merta penjualannya.

“Pada 2017 FORZ melakukan pembangunan bersamaan proyek Apartemen One Azure, One Velvet, dan One Casblanca sehingga pengakuan progres fisiknya besar,” jelasnya pada acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (21/6).

Patris menjelaskan melalui tiga proyek tersebut, otomatis laba yang dicatatkan FORZ tumbuh signifikan. Sedangkan, pada 2018 proyek Apartemen One Azure diperlambat dan fokus ke pembangunan Apartemen One Casablanca. Jadi pendapatan yang bisa diklaim dari pembangunan itu hanya 2%.

Menurut Patris, kalau memahami akuntansi properti, pengakuan laba adalah dari persentase penyelesaian proyek. Kendati demikian, jika ada pembelian uang akan ditampung sebagai uang muka pembelian. Sedangkan penjualan unit belum bisa diklaim sebagai pendapatan.

Adapun sentimen lain yang mempengaruhi penjualan yakni lesunya sektor properti dan kehati-hatian investor untuk menginvestasikan uangnya. Dan FORZ juga kesulitan memperoleh pendanaan dari sektor perbankan untuk mendanai proyek-proyeknya. Alhasil berdampak pada progres pembangunan.

Di kuartal I 2019 ini FORZ membukukan penjualan turun 17,49% yoy menjadi Rp 73,41 miliar. Adapun laba juga turun 71,8% yoy dari Rp 8,39 miliar pada kuartal I 2018 menjadi Rp 2,36 miliar. Patris menjelaskan FORZ optimistis akan mencetak pendapatan dan laba pada akhir tahun 2019 dari pembangunan beberapa proyek pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×